Festa Raden di Desa Wisata Cisande Sukabumi, Ada Layangan Putus hingga Perang Bantal

Lomba perang bantal dalam Festa Raden di kawasan Desa Wisata Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Minggu (6/2). FOTO: FAWZY AHMAD/RADAR SUKABUMI

RADAR SUKABUMI – Seru dan asyik! Begitulah kata yang pantas untuk mendeskripsikan kegiatan Festa Raden “Pasar Budaya” di Kampung Raden, Desa Wisata Cisande, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi, Minggu (6/2).

Di hari pertama Festa Raden, menampilkan tiga kegiatan. Yakni lomba enggrang, lomba layangan dan lomba pukul bantal. Ketiga lomba ini diperuntukkan oleh anak-anak sekitar Kampung Raden.

Bacaan Lainnya

“Festa Raden ini dilakukan dalam rangka memperingati hari ulang tahun Desa Wisata Cisande yang kedua. Jadi pada 20 Januari 2020 kita lahir dan ini adalah peringatan HUT kedua,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata Cisande, Maman Mulyana kepada Radar Sukabumi.

Maman menjelaskan, Festa Raden dihelat selama dua hari. Yakni Minggu dan Senin, 6 dan 7 Februari 2022. Yang menarik dari kegiatan kali ini adalah dibantu oleh sembilan orang mahasiswa Vanguard Desa Wisata yang merupakan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek) kerjasama Desa Wisata Nusantara Provinsi Jawa Barat dan travel marketplace PigiJo.

“Hari kedua nanti, ada banyak kegiatannya. Mulai dari Drum Band Oma Opa, Puisi Anak, Tari Jaipong, Tari Engklak, Musikalisasi Puisi, dan Pencak Silat,” beber Maman.

Nantinya, kata Maman lagi, Festa Raden akan menjadi kalender even tahunan Desa Wisata Cisande. Tentu yang menjadi evaluasi ke depan adalah digarap lebih profesional dan menampilkan semua potensi budaya dan wisata masyarakat setempat.

“Ke depan banyak lomba dan potensi daerah setempat di Cisande yang akan kita angkat,” harap Maman.

Sementara itu, dalam kegiatan Festa Raden sempat terjadi beberapa aksi yang seru. Seperti lomba layangan. Saat bocah-bocah Kampung Raden berlomba menerbangkan layangannya lebih tinggi. Lebih seru lagi saat menerbangkannya rintik hujan malah turun. Alhasil, beberapa layangan akhirnya putus. Ya, mirip serial Layangan Putus.

Kegiatan pun ditutup dengan pertarungan sengit antara Fauzi dan Ratu. Kedua anak warga setempat merupakan finalis lomba pukul bantal.

Pertarungan berlangsung belasan menit. Ratu yang mendominasi laga, beberapa kali nyaris menjatuhkan Fauzi ke dalam kolam yang terletak di sebelah kiri kawasan Agrowisata Cisande. Namun Fauzi pantang menyerah. Dia terus bangkit.

Saking sengitnya, Fauzi sempat meminta izin time break untuk minum. Aksi bocah laki-laki inipun mengundang gelak tawa. Sebab, temannya terpaksa membawakan segelas air teh hangat ke tengah kolam agar diminum Fauzi.

Aksi ini tak hanya sekali, namun berkali-kali. Bahkan di penghujung pertarungan, Fauzi sempat-sempatnya meminta roti.

“Lapar!” kata Fauzi polos yang kemudian disambut tawa penonton.

Bagaimana dengan Ratu? Beberapa kali juga dia tawarkan untuk minum. Namun ditolak. Tapi akhirnya, Ratu pun merasa haus. Sehingga meminta minum juga kepada panitia.

Lantaran sudah berlangsung nyaris 20 menit, akhirnya panitia mengambil keputusan untuk dilakukan adu suit gunting kertas batu. Ratu pun mendominasi suit. Tapi sempat dikejar oleh Fauzi. Hingga akhirnya, Fauzi harus mengakui kekalahannya dengna skor 5-3 untuk kemenangan Ratu. Alhasil, Ratu menjadi pemenang lomba pukul bantal. (izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *