Caleg Dapil V dan VI Kabupaten Sukabumi Adu Kuat

Caleg Dapil V dan VI Kabupaten Sukabumi Adu Kuat
Caleg Dapil V dan VI Kabupaten Sukabumi Adu Kuat

SUKABUMI — Persaingan ketat untuk memperebutkan tujuh kursi DPRD Kabupaten Sukabumi tersaji di daerah pemilihan (Dapil) V dan VI yang meliputi sembilan kecamatan di masing-masing dapilnya. Baik petahana maupun wajah baru seolah saling ‘tikam’.

Di Dapil V, Golkar dan Gerindra saling kejar. Golkar mampu meraup 13,7 persen suara dari hasil simulasi dan sosialisasi Pemilu 2024 yang dilakukan Radar Sukabumi. Nama incumbent Budi Azhar Mutawali masih teratas. Meskipun, ada nama H. Abdurrahman yang membayangi di urutan ke dua suara terbanyak di Partai Golkar.

Bacaan Lainnya

Sedangkan Gerindra, meraih 13,0 suara. Ada persaingan ketat antara incumben dan wajah baru di partai besutan Prabowo Subianto. Yakni Badru Dudu (petahan) dengan Ayu Alfiah (wajah baru).

Belum lagi ada nama lainnya yakni Ruslan, Tajanudin. Di urutan ke lima, PKB mampu meraih 8,1 persen suara. Caleg nomor urut 1, yakni Ahmad Jajuli mampu meraih suara terbanyak mengalahkan petahana di internal partainya.

Sedang di urutan ke empat, PKS mampu meraih 10,1 persen suara. Muhammad Solihin berasil meraih suara terbanyak di internal partainya. Lalu Partai NasDem, berhasil meraih 7,9 persen suara. Raihan tersebut sama dengan PAN. Untuk di NasDem, ada nama Endar Sudrajat. Untuk urutan ke tiga, PDIP berhasil meraih 11,2 persen suara.

Sedangkan partai Hanura mampu meraih 7,2 suara dengan Ade Gunawan sebagai caleg peraih suara terbanyaknya. Untuk Demokrat, meraih 9,9 persen suara. Partai PBB pun berhasil meraih 5,6 suara dan nama Jaka Susila meraih suara terbanyak. (lengkapnya di grafis.

Untuk di Dapil VI, PKB mampu menjadi partai nomor 1 dengan raihan 21,0 persen suara. Caleg nomor urut 1 yakni Cep Wahu Bahrul Ulum bersaing ketat dengan Dadang Hermawan. Sedangkan Gerindra, berhasil meraih 13,4 persen suara. Nama-nama seperti Agus Firmansyah, Taopik Guntur bersaing cukup ketat. Dan dibelakangnya ada nama lain yang juga perlu diperhitungkan. Misalnya pendatang baru Panji Priyayi.

Sedangkan Partai Golkar, nama incumben Ujang Abdurrohim Rochmi masih menempati urutan teratas. Secara keseluruhan perolehan suara, Partai Golkar meraih 9,8 persen suara. Diatasnya, ada PDIP dengan raihan 12,7 persen suara. Sedangkan PKS, meraih 6,3 persen suara. Lalu ada Demokrat dan PPP yang sama-sama meraih 6,3 suara. Di partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ada nama pendatang baru yakni Tejo Sulaksono yang berhasil meraih sura terbanyak. Untuk PPP, nama Andri Hidayat muncul sebagai pemegang suara terbanyak. (lengkapnya di grafis).

Seperti diketahui, Radar Sukabumi mengadakan simulasi Pemilu 2024 baik itu Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kota dan Kabupaten secara serentak pada Selasa (12/12) lalu. Simulasi ini menggunakan 18.240 kertas surat suara. Untuk di Kabupaten Sukabumi, ada 15.000 kertas surat suara yang disebar ke Dapil.

“Jadi, untuk di Kabupaten Sukabumi, satu dapil kami menyebar total 3.000 kertas surat suara atau 500 surat suara untuk masing-masingnya. Jadi, untuk DPRD Kabupaten Sukabumi, itu ada 500 kertas surat suara yang relawan sebar di setiap kecamatan,” ungkap Penanggungjawab Simulasi Pemilu 2024 Radar Sukabumi, Rahmad Yanadi.

Dalam pelaksanaannya, Radar Sukabumi menggandeng unsur mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi dan Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Widyapuri Mandiri Sukabumi. Mereka dilibatkan untuk menjaga independensi hasil simulasi.

“Setiap tim kami sebar, menyisir ke semua dapil di Sukabumi. Yakni, 6 dapil di Kabupaten Sukabumi dan 3 dapil di Kota Sukabumi,” lanjutnya.

Selain melakukan pencoblosan, tim simulasi Radar Sukabumi juga memberikan edukasi kepada masyarakat. Baik itu tata cara pencoblosan, jumlah kertas serta warna surat suara yang akan dibagikan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) nanti. Selain itu, juga memberikan informasi tanggal pencoblosan, serta memberikan edukasi suara sah dan tidak sah.

“Saat melakukan simulasi dan sosialisasi ini, tidak jarang tim kami juga mendapatkan penolakan dari masyarakat dengan berbagai ragam alasan. Terlebih, surat suara untuk Pemilu 2024 itu dinilai banyak hingga membuat masyarakat pusing,” tandas Rahmad. (nur/*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *