Bencana Alam di Sukabumi, Sudah Rugikan Rp19 M

Bencana-Sukabumi-grafis

Juga melibatkan pihak kecamatan dan kelurahan agar penangannanya bisa cepat tanggap dilakukan oleh pemerintah.

“Dalam penanganan bencana ini melibatkan sejumlah pihak yakni BPBD, Tagana, PMI, Karangtaruna, Sehati, RKS, Damkar, ACT dan para relawan lainnya,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Tak hanya itu, Fahmi mengingatkan masyarakat untuk menjaga lingkungan, contoh kecilnya jangan membuang sampah sembarangan.

Permasalahan banjir itu kata Fahmi, karena meningkatnya jumlah sampah yang membuang ke selokan.

“Mari kita jaga lingkungan sekitar dengan disiplin tidak membuang sampah sembarangan serta rajin membersihkan lingkungan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami mengatakan,BMKG telah mengeluarkan himbauan agar masyarakat tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan dampak yang dapat ditimbulkan.

“Karena itu, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaanya karena cuaca ektrim ini bisa berdampak seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin,” kata Zulkarnain

Dari data yang tercatat, sepanjang tahun ini sampai dengan September di Kota Sukabumi telah terjadi 130 bencana yakni, dua puting beliung, 21 banjir, 53 cuaca ekstrem, 21 kebakaran, 31 tanah longsor dan dua gempa bumi.

Akibatnya, 152 jiwa terdampak dan 48 unit bangunan rusak. Diantaranya, 17 rusak ringan, 17 sedang, 14 rusak berat.

“Akibat bencana ini, 2 orang meninggal dunia dan 95 orang terdampak. Adapun, estimasi kerugian materil sebesar Rp5.320.662.500,” ungkapnya.

Jika melihat dari data yang ada, sambung Zulkarnain,salah satu wilayah di Kota Sukabumi yang memiliki potensi bencana tinggi yaitu Kecamatan Gunungpuyuh yang jumlahnya pada tahun ini mencapai sebanyak 31 kejadian, 24 Kecamatan Cikole dan 24 Kecamatan Lembursitu.

“Sedangkapn pada 15 Oktober tercatat sebanyak tujuh kejadian terdiri dari tiga cuaca ektrim, tiga kebakaran pemukiman, satu tanah longsor dengan terdampak 10 jiwa dan delapan bangunan.

Hal ini, menunjukan kejadiannya kedepan akan mengalami peningkatan sehingga diperlukan kesiapsiagaan yang lebih tinggi dari semua elemen,” bebernya.

Menurutnya, kendati kejadian bencana tidak dapat dihindari namun dapat diantisipasi melalui upaya nyata mitigasi bencana untuk mengurangi dampak resiko bencana.

Misalnya saja, melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *