Takut Diretas, Batasi Jangkauan Pengiriman Data Nuklir

Fasilitas reaktor nuklir perlu diawasi secara terus-menerus selama beroperasi. Pengawasan oleh manusia tidak luput dari potensi kealpaan. Melalui aplikasi Simor (Sistem Monitoring Reaktor Nuklir Online), Muhammad Subekti berupaya menghadirkan sistem pencegahan gangguan lebih dini.

M. HILMI SETIAWAN, Tangerang Selatan

DI DEPAN deretan layar monitor, Muhammad Subekti tampak serius menjelaskan pengoperasian simulasi reaktor nuklir digital di kompleks Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Serpong, Tangerang Selatan (19/11). Tamunya saat itu adalah rombongan dari Tsing Hua University, Tiongkok.

Mereka datang jauh-jauh dari Tiongkok untuk melihat fasilitas nuklir milik Batan. Ada juga penjajakan kerja sama. Setelah sekitar 30 menit, diskusi yang terlihat gayeng itu selesai. Semuanya keluar dari ruangan yang menempel dengan lobi gedung ’’80’’ Pusat Teknologi Keselamatan Reaktor Nuklir (PTKRN) Batan itu.

Sejurus kemudian, Bekti –nama panggilan Muhammad Subekti– mengajak ke ruang kerjanya di lantai 2. Ruangan itu tidak begitu luas. Di sudut dekat pintu sudah bergerombol mahasiswa magang duduk mengitari meja besar. Di tengahnya ada sejumlah perangkat pemantauan reaktor nuklir dan beberapa komputer.

’’Beginilah keseharian kami,’’ kata Bekti sambil membuka laptopnya. Dia kemudian menunjukkan aplikasi pemantauan reaktor nuklir secara online karyanya. Untuk pengoperasiannya, laptop milik Bekti harus tersambung dengan jaringan wifi khusus. Butuh beberapa waktu untuk menyambungkannya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *