Kecamatan Sukabumi Wujudkan Zero Stunting

Kecamatan Sukabumi Stunting
Camat Sukabumi, Nunung Nurhayati saat memberikan arahannya soal penanganan stunting pada rakoor bersama kepala desa, Puskesmas dan KUA Kecamatan Sukabumi di aula kantor Kecamatan Sukabumi pada Kamis (12/05).

SUKABUMI – Dalam meminimalisir terjadinya kasus penyakit stunting, pemerintah Kecamatan Sukabumi melakukan rapat koordinasi dengan seluruh kepala desa, Puskesmas dan KUA Kecamatan Sukabumi di aula kantor Kecamatan Sukabumi pada Kamis (12/05).

Rapat pembahasan soal antisipasi penyakit stunting disandingkan dengan kegiatan silaturahmi atau halal bihalal pasca lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah.

Bacaan Lainnya

Camat Sukabumi, Nunung Nurhayati kepada Radar Sukabumi mengatakan, dalam mewujudkan zero stunting, Pemerintah Kecamatan Sukabumi melakukan sinergitas mulai dari masyarakat, pemerintah desa, KUA hingga Puskesmas dan pihak lainnya. Ini dilakukan untuk bersama-sama mewujudkan zero stunting di wilayah yang tengah dipimpinnya.

“Jadi rangkaiannya, 1.000 hari masa kehidupan itu, kami mulai dari KUA. Disana ada bimbingan teknis dari KUA melibatkan dari petugas KB dan Puskesmas dan petugas desa. Iya, jadi satu kesatuan untuk zero stunting,” kata Nunung Nurhayati, Kamis (12/05).

Bukan hanya itu, dalam mewujudkan zero stunting ini, telah didukung oleh seluruh pemerintah desa melalui anggaran yang ada di desanya masing-masing. Salah satunya, untuk pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil yang bernutrisi dan bergizi.

“Untuk di wilayah Kecamatan Sukabumi ini, hanya ada sekitar satu atau dua anak-anak yang terindikasi penyakit stunting,” ujarnya.

Menurutnya, faktor penyebab kasus stunting bukan hanya sebatas faktor gizi belaka, tetapi cakupannya juga didominan pola asuh, pola makan dan sanitasi air bersih.

Sebab itu, langkah yang dilakukan dalam persoalan sanitasi atau jamban Forkopimcam Sukabumi telah melakukan deklrasi ODF agar tidak ada lagi warga Kecamatan Sukabumi yang Buang Air Besar (BAB) di sungai dan mengelola sampah dengan baik.

Terlebih lagi, wilayah Kecamatan Sukabumi ini, merupakan daerah kawasan wisata yang kerap dikunjungi para wisatawan baik lokal maupun wisatawan domestik.

“Ciri bayi mengidap penyakit stuntig itu bisa dilihat dari masa kelahiran pertama hingga 100 hari kelahiran, maka berat badannya kurang sebagai mana standar yang ditentukan.

Untuk itu, dalam 1.000 hari masa kehidupan itu, kami terus sinergis dengan KUA untuk melakukan bimbingan teknis kepada para calon pengantin melibatkan dari petugas KB dan Puskesmas dan petugas desa,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *