Kondisi Mak Siti ini, ujar Ace, kerap menyita perhatian serius dari semua pihak. Bukan, hanya petugas desa yang datang berkunjung ke gubuk itu. Tetapi, dari sejumlah komunitas kerap menyambanginya dan memotret semua sudut ruangan yang terlihat kumuh dari bangunan yang nyaris ambruk itu.
“Namun anehnya hingga saat ini, belum juga ada bantuan untuk perbaikan rumah Mak Siti. Informasinya, bantuan ini terkendala dalam proses adiminstrasi. Seperti, KTP dan KK,” bebernya. Sebab itu, pihaknya berharap kepada pemerintah agar segera membantu membuatkan surat kependudukan Mak Siti.
“Kalau hujan, air pasti akan masuk ke dalam ruangan. Sebab, dinding yang terbuat dari anyaman bambu dan gentingnya, banyak yang bolong,” imbuhnya.
Masih ditempat yang sama, Ende (36) warga Kampung Bojong Kaler, RT 1/8 Desa Bojong, Kecamatan Cikembar menjelaskan, warga Desa Bojong merasa prihatin melihat kondisi Mak Siti.
Meskipun hidup sebatang kara, namun sehari-hari Mak Siti masih bisa bertahan hidup dengan mengandalkan dari tetangga kampung. “Mak Siti ini, masih bisa memasak meskipun hanya nasi dan lauk seadanya,” katanya.
