Pemkot Sukabumi Assesment Kondisi Bocah SD Penjual Makanan Ringan

Siswa Sd di Kota Sukabumi
Nurin Elvani (7) saat berjulan makanan ringan di sekitar Lapang Merdeka Kota Sukabumi

SUKABUMI– Nurin Elvani (7) siswi kelas satu sekolah dasar di Kota Sukabumi, mencuri perhatian berbagai pihak. Bagai mana tidak, anak dari pasangan suami istri Eliani Fitradewi (40) dan Ifan Surhalan (40) warga Jalan Gotongroyong Gang Kecana RT4/RW3, Kelurahan/Kecamatan Gunungpuyuh ini, sibuk mencari nafkah demi membantu kedua orang tuanya.

Penjabat (Pj) Walikota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengatakan, saat ini petugas Dinas Sosial (Dinsos) Kota Sukabumi sudah melakukan asesment.

Bacaan Lainnya

“Dari keterangan Dinsos, keluarga ini benar warga penduduk Kota Sukabumi dan sudah beberapa kali diusulkan masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) oleh Puskesos kelurahan. Namun, oleh sistem baru dua orang anaknya yang mendapat fasilitas bantuan berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS),” kata Kusmana kepada Radar Sukabumi, Jumat (16/2).

Lanjut Kusmana, bentuk intervensi Dinsos dalam hal ini akan ada dua tahap waktu yakni, jangka pendek dan jangka menengah. “Siang ini akan kami intervensi bahan permakanan dan akan aktivasi jaminan kesehatan yang bersumber dari APBD Kota bagi lima anggota keluarga yang belum mendapatkan,” ujarnya.

Adapun jangka menengah, sambung Kusmana, Puskesos kelurahan segera mengusukan kembali via Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG) untuk masuk DTKS dan mendapatkan semua fasilitas bantuan sosial (Bansos) yang ada dan saat ini proses inputnya sedang berjalan.

“Setelah tim Dinsos menggali informasi di lapangan, keluarga ini awalnya tidak miskin, karena kepala keluarganya bekerja dan menjadi rentan miskin setelah kepala keluarga tidak bisa bekerja kembali,” cetusnya.

Sebelumnya, Nurin Elvani mengaku, mulai berjualan makanan ringan sejak bapaknya tidak bisa mencari nafkah karena terlibat kecelakaan lalu lintas pada tiga taun silam.

“Aku setiap hari berjulan keliling membantu ibu, karena bapak tidak bisa mencari napkah setelah kecelakaan ditabrak orang usai pulang bekerja,” lirih Nurin.

Sejak Ifan Surhalan kecelakaan tiga tahun lalu, anak yang bercita-cita ingin menjadi Polisi Wanita (Polwan) ini menuturkan ibu bersama dirinya harus berusaha mencari napkah untuk menghidupi keluarga. “Sejak tiga taun lalu saya sama ibu suka dibawa berjualan, sampai sekrang bantuain ibu. Karena kasian,” ucapnya.

Seharinya, Nurin bisa menghasilkan paling besar mulai Rp50.000 sampai Rp100.000 dan uangnya diberikan kepada ibunya. “Kalau lagi banyak yang beli bisa smapai Rp100.000 tapi itu jarang sih. Paling seringnya Rp50.000,” cetusnya.

Kendati demikian, Nurin tetap semangat demi membantu perekonomian keluarga yang status ekonominya masih banyak kekurangan.

“Harus semangat karena keluarga aku banyak. Ada lima bersudara, aku anak ke tiga,” imbuhnya.

Sementara itu, Eliani Fitradewi (40) ibu kandung dari Nurin Elvani menjelaskan, pada 2021 lalu Ifan Surhalan yang berprofesi sebagai satpam disalah satu kantor swasta terlibat kecelakaan lalu lintas saat hendak pulang bekerja.

Naas, sejak saat itu bapak yang menjadi tulang punggung keluarga mengalami gangguan saraf sehingga tidak bisa normal kembali. “Sejak saat ini saya harus berusaha bekerja demi menghidupi lima anak saya yang masih kecil,” jelasnya.

Untuk bertagan hidup, Eliani pun terpaksa harus bekerja serabutan dengan menjual dagangan dari orang lain. Meski penghasilannya tak seberapa, namun terus menjalani aktivitas berjualannya hingga saat ini. “Kalau jualan beginikan masih ada waktu buat anak-anak saya. Karena kalau lagi jualan anak bisa dititipkan sama kakanya yang udah dewasa,” tukasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *