Potensi Asparagus Sebagai Komoditi Ekspor

Asparagus

Oleh : Ahmad Dzakkir Hanif
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

RADARSUKABUMI.com – Tanaman asparagus merupakan salah satu tanaman yang termasuk ke dalam kelompok sayur-sayuran yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Asparagus berbentuk menyerupai batang bambu berukuran kecil dengan bagian kepala yang padat, kecil dan meruncing. Sayuran berwarna hijau dan putih ini dapat dikonsumsi langsung maupun diolah terlebih dahulu dengan cara ditumis, direbus maupun dipanggang.

Bacaan Lainnya

Seringkali asparagus dijadikan sebagai bahan campuran dalam suatu masakan karena sifatnya yang mudah menyerap pada bahan makanan yang dimasak. Asparagus juga dapat dijadikan sebagai bahan campuran sup. Asparagus memiliki tekstur yang renyah. Umumnya, asparagus memiliki rasa yang menyegarkan, mirip seperti brokoli dan kacang hijau.

Asparagus dikenal sebagai salah satu jenis sayuran yang bergizi. Tanaman asparagus mengandung banyak senyawa yang berguna yaitu kalsium, karbohidrat, magnesium, seng, protein, thiamin, riboflavin, niacin, zat besi, kalium, fosfor, mangan, selenium dan beragam antioksidan, seperti kolin dan flavonoid.

Selain itu asparagus juga kaya dengan vitamin B6, vitamin A, vitamin C, vitamin K, dan vitamin E. Asparagus juga merupakan sumber dari asam folat nabati serta sumber serat, dan kalori yang rendah. Asparagus tidak mengandung lemak dan hanya memiliki sedikit kandungan natrium.

Asparagus dipercaya dapat membantu mengontrol gula darah, menjaga berat badan, menjaga kesehatan janin, menjaga tekanan darah tetap stabil, melancarkan saluran pencernaan, mencegah pertumbuhan sel kanker, mencegah stres oksidatif dan masih banyak lagi manfaat yang dihasilkan asparagus.

Asparagus memiliki nama latin Asparagus officinalis L. Asparagus juga termasuk dalam keluarga bawang-bawangan (Liliaceae). Asparagus berbiji monokotil yaitu struktur bijinya berkeping satu. Seperti layaknya tanaman monokotil lain, asparagus memilki akar berserabut menjalar. Panjang akarnya dapat berkisar 5 cm sampai dengan 10 cm, memiliki warna putih kotor yang telah diselimuti dengan tanah. Akar asparagus dapat digunakan sebagai bahan obat-obatan tradisional.

Asparagus memiliki dua jenis batang, yaitu batang dalam (rizoma) yang akan terlihat pertumbuhan seperti rebung dan batang luar tempat tumbuh cabang, ranting dan daun. Daun asparagus berbentuk jarum kecil, berwarna hijau muda atau tua, dengan satu tangkai daun yang memiliki beberapa cabang untuk pertumbuhan daun. Biasanya daun ini akan memiliki bentuk seperti tanaman pakisan/kerisan.

Bunga tanaman asparagus termasuk pada bentuk bunga yang seperti majemuk dan terletak pada bagian ketiak daun tanaman asparagus. Buah asparagus berbentuk bulat, berdiameter 0,5 cm, berwarna hijau ketika masih muda dan akan berubah warna menjadi cokelat kehitaman ketika sudah tua. Buah ini matang ditandai dengan lembek bagian kulit dan bagian daging buah, serta warna sudah hitam. Biji asparagus berwarna hitam dengan bagian kulit biji yang keras, memiliki ukuran kecil  seperti biji pepaya.

Penyebaran asparagus sudah lama mendunia. Asparagus awalnya tumbuh pada daratan Mediterania di Eropa Selatan yang kemudian menyebar Jerman dan Belanda.

Tanaman asparagus masuk ke Indonesia tentunya dibawa ketika zaman penjajahan Belanda. Sebagian masyarakat Indonesia sebetulnya telah mengenal asparagus, tetapi kebanyakan masyarakat Indonesia belum familiar dengan sayuran asparagus ini dikarenakan harganya yang cukup mahal bila dibandingkan dengan jenis sayuran yang serupa.

Lamanya proses budidaya dan banyaknya proses yang harus dilewati asparagus menjadi salah satu factor melonjaknya harga asparagus. Dengan kegunaan, nutrisi serta kelezatannya, wajar bilamana asparagus dihargai cukup mahal dipasaran dibandingkan sayuran lainnya.

Meskipun terbilang mahal, sayuran asparagus tak kehilangan peminatnya. Pada kawasan barat, banyak negara maju yang memiliki permintaan asparagus cukup tinggi. Asparagus biaasa digunakan sebagai makanan pendamping kuliner-kuliner khas Eropa. Negara China merupakan negara pengekspor asparagus terbanyak di dunia.

Negara yang menjadi tujaun ekspor mulai dari negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Hong Kong hingga Singapura.  Untuk pasar lokal, permintaan akan asparagus sangat terbatas, kebanyakan digunakan untuk restoran ataupun hotel khas Eropa yang berada di Indonesia.

Asparagus biasa tumbuh pada daerah subtropika, namun asparagus bisa tumbuh di kawasan tropis seperti Indonesia dengan melakukan penyesuaian kondisi tanam.  Tanaman asparagus biasa tumbuh di daerah dataran tinggi yaitu pada ketinggian 600 m – 900 m dpl, bersuhu 15 – 25 C dengan curah hujan yang cukup tinggi dan merata sepanjang tahun, yaitu berkisar antara 2.500 – 3.000 mm/tahun.

Dengan adanya fakta bahwa tanaman asparagus dapat tumbuh dan berkembang di Indonesia serta didukung dengan permintaan pasar ekspor yang cukup tinggi membuat  komoditas asparagus Indonesia memiliki masa depan yang cemerlang.

Beberapa orang pada daerah-daerah tertentu telah sadar akan hal tersebut dan telah melakukan usaha pembudidayaan asparagus yang hasilnya cukup memuaskan. Di daerah Lembang, Jawa Barat ada seseorang yang sudah memulai pembudidayaan asparagus, orang tersebut bernama Rizky Rinaldi.

Sudah sejak tahun 2009 Rizky mulai membudidayakan tanaman asparagus, hingga kini asparagus miliknya telah diekspor ke Singapura. Rizky berpendapat bahwa di Singapura banyak ekspatriat yang senang mengonsumsi asparagus.

Dari pembudidayaan asparagus tersebut, Rizky dapat menghasilkan omzet sekitar 20 juta rupiah per bulan. Pada Kabupaten Temanggung, pengembangan asparagus dikelola oleh Asosiasi Asparagus Temanggung Farm (ATAF). Asparagus dapat dibudidayakan di Temanggung karena kecocokan yang dimiliki mulai dari ketinggian wilayah, kontur tanah hingga kemiringan serta serapan cahaya matahari.

Asparagus yang dibudidayakan di Temanggung seluas 14 ha dengan harapan dapat memproduksi rata-rata  15-20 ton/ha. Asparagus kualitas premium memilki harga jual sekitar Rp 80.000 per kilogram, maka setiap satu hektare tanaman asparagus dapat menghasilkan Rp 1,6 miliar per tahun.

Pada Kecamatan Petang, Kabupaten Badung terdapat 60 hetkar tanaman asparagus yang dibudidayakan oleh para petani. Asparagus yang diproduksi para petani sudah teruji di laboratorium sebagai salah satu asparagus dengan kualitas terbaik di Asia.

Kualitas asparagus Kecamatan Petang sudah diakui oleh negara-negara lain, meski belum bisa mengekspor banyak asparagus. Asparagus ini memiliki kelebihan dapat dipanen sepanjang tahun, 12 bulan, sedangkan negara lain hanya bisa maksimal 3-5 bulan saja. Harga asparagus Kecamatan Petang grade A adalah Rp 90-110 ribu.

Asparagus Kecamatan Petang dapat dipanen setiap hari, para petani bisa menghasilkan hingga 200-300 kg perhari. Petani dapat menghasilkan omzet  Rp 200 ribu sampai Rp 1 juta per hari. Kini petani punya pendapatan yang memadai dan konsisten.

Mengingat nilai gizi dan manfaat yang dimiliki asparagus disertai nilai jualnya yang tinggi, ada baiknya para petani sayuran mulai beralih menanam asparagus dengan menyesuaikan kondisi tanamnya.

Dengan menanam asparagus, para petani sayuran dapat memperoleh keuntungan yang signifikan, terutama jika mereka dapat mengekspor asparagus ke luar negeri. Hal tersebut memungkinkan kehidupan petani menjadi lebih sejahtera.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *