Keren, Fakultas Pertanian UMMI dan Persyarikatan Kolaborasi Lakukan Aksi Peduli Lingkungan Hidup

SUKABUMI – Civitas Akademik Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) melakukan Aksi Bersama Bersih-bersih Pantai/clean up Pantai Cibutun, Desa Sangrawayang Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi. Kegiatan bersih-bersih pantai ini kolaborasi Civitas Akademik UMMI dengan TNI Polri dan berbagai eleman masyarakat lainnya.

Civitas UMMI diwakili 28 orang personil yang terdiri dari Dekan Fakultas Pertanian UMMI yang juga Dosen Prodi Agribisnis Amalia Nur Milla bersama Wakil Dekan Robin, Dosen Prodi Akuakultur Neneng Nurbaeti serta Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Faperta yang terdiri dari DPM, BEM, Himagri, Himapi, IMM Komisariat Faperta serta BEM Fakultas Saintek. melakukan Aksi Bersama Bersih-bersih pantai/clean up pantai Cibutun, Desa Sangrawayang Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Dekan Faperta UMMI menyampaikan bahwa partisipasi Civitas UMMI dalam kegiatan ini sebagai kepedulian terhadap lingkungan dan memberikan pembelajaran dan pengalaman bagi mahasiswa.

“Hal ini juga sesuai dengan Visi Faperta yang mengusung Iptek pertanian berkelanjutan. Pertanian yang berkelanjutan salah satu cirinya adalah ramah lingkungan,” tutur perempuan ramah ini kepada Radar Sukabumi, Selasa (10/10).

Rusaknya ekologi alam saat ini seperti feomena penumpukkan sampah oleh oknum yang tidak bertanggung jawab disampaikan Amalia sebagai krisis ekologis atau bisa disebut bencana ekologis ini memiliki dampak jangka panjang terutama bagi generasi anak cucu kita kelak.

Akan berdampak pada keberlanjutan keseimbangan alam.

Kegiatan Clean up pantai Cibutun ini juga berkolaborasi dengan unsur persyarikatan Muhammadiyah.

Unsur persyarikatan turut serta Fahmi Rizal dari Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PP Muhammadiyah beserta Robin dari MLH PD Muhammadiyah Kota Sukabumi, turut berpartisipasi Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah Jawa Barat dan LLHPB Aisyiyah Kota dan Kabupaten Sukabumi, PD Nasyiatul Aisyiyah Kota Sukabumi, IMM, Hizbul Wathan dan Tapak suci.

Bagi Muhammadiyah dan Aisyiyah, fakta penimbunan sampah di pantai Cibutun merupakan krisis ekologis. Dalam surat Al Maun ditafsirkan bahwa orang-orang yang merusak sumber kehidupan anak yatim dan orang miskin, dalam hal ini laut, pantai dan sumberdaya alam yang ada adalah bagian orang-orang yang mendustakan agama.

Meskipun mereka salat, tetapi menjadi bagian perusak alam yang menghancurkan alam, tidak ada gunanya salat mereka.

Karena hakikat sejati dari salat ialah menjaga alam, bukan merusak alam. Segala tindakan yang mengarah pada pembunuhan lingkungan hidup maupun pemusnahan alam yang berdampak pada rusaknya sumber kehidupan bagi generasi berikutnya termasuk anak yatim dan orang miskin adalah orang-orang yang mendustakan agama.

Karena itu, teologi Al-Ma’un harus kita wujudkan tidak hanya berhenti pada tataran keyakinan, tapi juga aksi nyata yang melahirkan generasi manusia yang mencintai alam semesta.

Kegitan ini sebagai implementasi dari Teologi ‘Al-Ma’un hijau’ yang meyakini bahwa kita bukan saja membebaskan manusia dari kemiskinan, kebodohan dan penyakit, tapi juga hal-hal yang menyebabkan itu semua.

“Membuang sampah secara tidak bertanggungjawab dilakukan oleh manusia-manusia yang tidak hanya memiliki jiwa kemanusiaan, tetapi juga tidak memiliki kepedulian untuk menjaga dan melindungi alam semesta baik itu alam di darat, alam di laut, maupun alam di udara. Wallahu álam bishawab, ” pungkasnya. (*/sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *