Kelompok Mahasiswa Kimia UMMI Ubah Bulu Ayam Menjadi Serum Antirontok Untuk Rambut

Prodi Kimia UMMI Ubah Bulu Ayam Menjadi Serum Antirontok
Prodi Kimia UMMI Ubah Bulu Ayam Menjadi Serum Antirontok

SUKABUMI – Rambut rontok merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh banyak orang. Ironisnya, banyak produk yang dipasarkan untuk mengatasi rambut rontok, mengandung bahan kimia sintetis yang justru dapat memperparah kerontokan rambut seperti minoxidil.

Melihat permasalahan tersebut, mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi yang tergabung dalam tim Program Kreatifitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah bulu ayam dan lidah buaya menjadi sebuah serum antirontok.

Bacaan Lainnya

Pemilihan bulu ayam sebagai antirontok merupakan upaya pemanfaatan limbah pemotongan ayam yang selama ini belum dioptimalkan.

Pemotongan unggas menghasilkan limbah bulu dalam jumlah besar dapat membuat pembuangan limbah bulu unggas tidak terkendali, serta bisa merusak lingkungan dan menyebarkan sumber penyakit.

Di sisi lain, pemilihan lidah buaya sebagai kombinasi serum ini dipilih sebab masyarakat sudah mengetahui khasiat lidah buaya dalam merawat rambut, terutama pada gel lidah buaya yang mengandung berbagai komponen kimia sebagai perawatan rambut seperti lignin, vitamin, dan mineral.

Dalam melakukan riset ini, tim tersebut menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi lidah buaya dan metode sentrifugasi untuk ekstraksi keratin bulu ayam.

Hasil uji aktivitas pada parameter panjang rambut diperoleh formulasi terbaik yaitu serum antirontok berbahan dasar gel lidah buaya 6% dengan perolehan panjang rambut 31,4 mm, sedangkan formulasi sediaan yang terbaik pada parameter kekuatan rambut yaitu serum antirontok berbahan dasar kombinasi 2:1 ekstrak keratin dan lidah buaya dengan skala kekuatan rambut 4,6.

Prodi Kimia UMMI
Prodi Kimia UMMI Ubah Bulu Ayam Menjadi Serum Antirontok

Adapun formulasi terbaik yang mencakup kedua parameter tersebut yaitu serum antirontok berbahan dasar kombinasi 1:2 ekstrak keratin dan lidah buaya dengan panjang rambut 18,9 mm dan skala kekuatan rambut 4. Formulasi ini dapat dikatakan hampir sama dengan kontrol positif dalam parameter panjang rambut, tetapi lebih unggul dalam parameter kekuatan rambut.

Dalam proses penelitian, kelompok yang diketuai oleh Walid Khalid ini memperoleh pendanaan dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).

Adapun anggota yang tergabung dalam kelompok ini adalah Faizal Arqi, Muhammad Nur Azzura, dan Tiya Auliya, serta Lela Lailatul Khumaisah, M.Si sebagai dosen pembimbing.

Dengan adanya inovasi ini, Walid dan rekannya berharap agar riset ini dapat dikembangkan dengan mengkombinasikan gel lidah buaya dengan ekstrak keratin untuk mengoptimalkan sediaan serum antirontok, baik dari panjang maupun kekuatan rambut.(adv/wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *