Mengenal Flipped Classroom, Metode Pembelajaran Mutakhir 4.0

Flipped Classroom
ILUSTRASI: Pendidikan Jarak Jauh alias PJJ.

Ciptakan Pembelajaran Aktif di Kelas, Kembangkan Imajinasi

JAKARTA – Berbicara masalah pendidikan bangsa seolah tidak ada habisnya. Fenomena pergantian kurikulum yang kerap kali datang setiap pergantian menteri sudah tidak heran lagi terjadi, seperti mencari format yang pas untuk pendidikan Indonesia.

_____________________

Bacaan Lainnya

Bagi mahasiswa doktoral teknologi pendidikan Untirta Endang Iryani, permasalahan pendidikan bukan hanya pada kurikulum, tetapi juga pada sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini adalah guru, infrastruktur sekolah dan metode pengajaran.

“Terlihat pada saat pembelajaran diselenggarakan secara online pada masa pandemi covid-19, banyak penelitian yang menghasilkan bahwa adanya keterkaitan antara metode pengajaran guru terhadap keberhasilan siswa dalam belajar,” ujar dia.

Itu artinya, lanjut dia, harus ada perhatian khusus terhadap mekanisme pengajaran guru (softskill).

“Flipped clasroom sebuah metode pengajaran yang dibuat oleh Jon Bergmann dan Aaron Sams menurut saya sangat menarik untuk menjadi salah satu referensi dalam gaya pembelajaran inovatif. Kenapa? Sebab, gaya pembelajaran ini mampu mendorong kemampuan siswa dalam belajar dengan mengetahui apa yang diinginkan siswa,” terang dia.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulawarman berjudul “Classroom Guidance Strategy with Flipped Method in Guidance and Counseling Services at Indonesia Schools in the Digital Era” menyebutkan bahwa model flipped classroom mampu menciptakan pembelajaran aktif di kelas dan mendukung suasana belajar yang hidup serta menjadikan siswa tertarik untuk belajar.

Karena itu, Endang merasa perlu berbagi tentang metode pengajaran ini sebagai pengingat para pengajar baik guru atau dosen bahwa ketepatan model pengajaran adalah kunci utama dalam keberhasilan pengajaran.

Apapun kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah, kemampuan mengajar dalam arti ketepatan penggunaan metode adalah hal utama.

“Pergeseran era tentunya mempengaruhi dunia pendidikan era 4.0 yang saat ini berjalan beriring dengan canggihnya teknologi yang berkembang. Flipped clasroom merupakan metode yang sesuai dengan era 4.0, sebab implementasi dari metode pengajaran ini adalah penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Di mana guru menyiapkan bahan ajar dalam bentuk video yang menjelaskan topik pembelajaran lalu dibagikan kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai, sehingga siswa sudah menyimak materi yang akan dibahas di kelas dan akhirnya kelas menjadi hidup karena berisi diskusi hangat bukan hanya menjadi ruang untuk mendengarkan guru,” beber dia.

Selain itu, tambah dia, flipped clasroom juga membuat siswa mampu mengembangkan imajinasi mereka dalam memahami materi melalui visualisasi materi.

Perbedaan flipped clasroom dengan metode tradisional terletak di beberapa hal. Pertama dalam kesiapan belajar, siswa yang belajar dengan flipped clasroom akan lebih siap karena sudah mendapatkan materi yang akan diajarkan sebelum kelas dimulai. Ini membuat siswa jadi lebih aktif di kelas dalam tanya jawab dan analisa materi.
“Sedangkan model tradisional siswa belum siap untuk belajar, sebab materi yang akan disampaikan guru akan diterima oleh siswa pada saat kelas mulai,” terangnya.

Kedua, siswa flipped clasroom lebih condong pada pengembangan materi yang disampaikan oleh guru. Pasalnya, materi yang diterima oleh guru akan dibahas secara detail di kelas dan ada kemandirian dan dorongan kebebasan berpendapat.

“Sedangkan siswa Model Tradisional akan mendapatkan tugas dari guru diakhir pelajaran kelas yang harus mereka kerjakan di rumah,” terang dia.

Melihat perbedaan yang sangat mendasar antara kedua metode, jelas flipped clasroom sangatlah tepat diterapkan pada era 4.0 ini.

Selain ada integrasi teknologi dalam media belajar juga sangat cocok untuk diterapkan pada masa transisi pandemi Covid-19 menuju normal.

Sebab, siswa bisa belajar di rumah dan guru tetap mengajar sesuai rencana pembelajaran yang disiapkan termasuk materi yang harus disampaikan pada siswa.

Secara teknis, flipped clasroom sangatlah mudah dan murah diterapkan karena guru bisa memanfaatkan youtube dalam pembuatan video dan siswa bisa mengakses materi di mana saja dengan bantuan handphone yang mereka miliki.

“Akhirnya, apa pun kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk membangun dunia pendidikan bangsa Indonesia tidak akan menjadi hambatan bagi guru karena kemampuan metode pengajaran yang tepat untuk siswa milenial saat ini,” pungkasnya. (ant/dil/jpnn)Transformasi-Pendidikan-Indonesia-di-Era-Revolusi-Industri-4.0

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *