Kominfo Gandeng ITS Siapkan SDM Bidang Digital

SEPTINDA AYU/JAWA POS TINGKATKAN SDM : Mochamad Ashari (tengah) dan Dedy Permadi (kanan) saat peresmian Program DTS di Gedung Robotika ITS.

RADARSUKABUMI.com – Era Revolusi Industri 4.0 menjadi tantangan besar bagi masyarakat Indonesia. Pemerintah pun terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di bidang digital. Salah satunya melalui program digital talent scholarship (DTS) yang di selenggarakan Kementerian Komunikasi danInformatika (Kominfo) bersama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Program DTS tersebut dibuka Rektor ITS Prof Mochamad Ashari di Gedung Robotika ITS, Senin (1/7). Hadir pula tenaga ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital Dedy Permadi.

Bacaan Lainnya

Ashari mengatakan, DTS merupakan program beasiswa berupa pelatihan intensif selama dua bulan. Tujuannya, meningkatkan keterampilan SDM di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Dengan begitu, SDM di Indonesia memiliki daya saing tinggi. ’’Tujuannya, mengisi kekosongan persediaan terhadap permintaan tenaga SDM pada 5–10 tahun ke depan,’’ kata guru besar teknik elektro tersebut.

Menurut dia, program DTS memberikan kesempatan kepada 25 ribu orang terpilih di Indonesia. Mereka merupakan lulusan SMK, sarjana maupun vokasi, guru teknologi informasi komunikasi ( TIK), hingga peserta umum. Total, ada 52 perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam program tersebut.
Dalam program itu, ITS berperan memberikan fasilitas pelatihan dan sertifikasi terhadap 352 peserta terpilih. ’’Kami (ITS) akan fokus pada ilmu di bidang artificial intelligence, internet of things, big data analysis, dan cyber security,’’ ujarnya.

Ashari menuturkan, ITS selama ini kerap menjalin kerja sama dengan Kominfo. Khususnya dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0. ’’Program DTS
dimulai sejak tahun lalu bersama kominfo,’’ ucapnya.

Ketua Panitia Program DTS Adhi Dharma Wibawa mengatakan, untuk tempat pelatihan program DTS, ITS telah menyedi akan beberapa lokasi. Antara
lain, 2 kelas di gedung teknik elektro fakultas teknologi elektro (FTE) dan 2 kelas di teknik informatika fakultas teknologi informasi dan komunikasi (FTIK).
’’Nanti pada setiap sesi ada empat jam. Setiap satu jam dihitung 50 menit. Jadi, total per sesi sekitar 200 menit,’’ jelasnya.

Dedy Permadi mengatakan bahwa program DTS tidak hanya memberikan pelatihan technical skills, tetapi juga soft skills. ’’Tujuannya, menghasilkan SDM yang memiliki kemampuan adaptif dan dapat menghadapi perubahan,’’ katanya.
Dedy menuturkan, pendidikan Indonesia selalu mengalami perubahan. Setidaknya, Indonesia membutuhkan sekitar 600.000 tenaga kerja dengan
ke mam puan adaptif. ’’Kebutuhannya sangat banyak. Jadi harus dipersiapkan,’’ ujarnya.

Peserta pun tampak begitu antusias saat mengikuti program DTS tersebut. Misalnya, mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi Fakultas Vokasi ITS Almira Ose. Dia mengungkapkan, pelatihan digital tersebut sangat linier dengan jurusan yang diambil. ’’Ke depan, saya berha rap bisa berkontribusi di peme rintahan,’’ jelasnya.

 

(ayu/c20/ady)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *