Inovasi Mahasiswa UMMI Masuk Semifinal, Kado Manis Milad ke-18

Agribisnis UMMI
INOVASI: Mahasiswa Agribisnis UMMI menunjukkan hasil karya inovatif dari masing-masing kelompok.

SUKABUMI – Di tengah masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini tak menyurutkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) untuk terus berkarya, berinovasi sehingga menghasilkan prestasi membanggakan di tingkat nasional.

Di masa pandemi Covid-19, segala kegiatan menjadi terbatas namun bukan berarti untuk bermalas-malasan. Justru terus bersemangat menghasilkan suatu  karya yang bermanfaat bagi masyarakat. Seperti ditunjukkan oleh kelompok mahasiswa Program Studi (Prodi) Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sukabumi yang  menciptakan karya inovasi go green, dengan memanfaatkan komoditas pangan lokal Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Tak ayal, dua hasil karyanya ini masuk semifinal pada ajang bergensi Business Plan Competition Perhimpunan Organisasi Profesi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (POPMASEPI) yang diselenggarakan di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Di event yang sama tahun 2020, Mahasiswa Agribisnis UMMI meraih peringkat 1 dan 2 untuk inovasi pangan berbahan dasar komoditas lokal Kabupaten Sukabumi, dengan mengangkat tanaman terubuk dan beras hitam.

Tahun ini pun, inovasi go green yang diciptakan dalam Business Plan Mahasiswa Agribisnis UMMI kembali mengangkat bahan dasar komoditas lokal dari tanaman hanjeli, porang, dan sorghum. Setelah melewati masa seleksi, akhirnya dua  inovasi go green mahasiswa agribisnis yaitu “Jalihu” (Tahu Hanjeli) kategori  lingkup inovasi pangan yang dibuat oleh Melinda Anjaswari,  Rina, dan Nurul Zahra, serta karya kedua NatPack (Natural Packaging) kategori  ruang lingkup industri kreatif yang dibuat oleh Sayzda Aulia R, Azrial, dan Bintang Arya lolos dalam 10 besar business plan terbaik, bersama dengan kampus ternama lainnya seperti  UNPAD,  UGM, UNEJ, UMM, UIN, Universitas Tarakan dan Universitas Gunung Rinjani Lombok. Tentunya prestasi ini menjadi kado spesial di Milad UMMI ke-18 tahun.

Dosen Pembimbing Tim Neneng Kartika Rini mengatakan, Agribisnis Faperta UMMI,  Melinda dan tim beserta Sayzda Aulia dan tim lolos kembali di ajang tahunan bergengsi yang penuh dengan inovasi dan kreativitas bagi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia.

“Inovasi Go Green karya kami Mahasiswa Agribisnis UMMI ini merupakan kado  inovasi di Milad UMMI yang ke-18 tahun tepatnya pada 13 Juni 2021 kemarin,” ujar Neneng Kartika Rini yang juga Dosen Kewirausahaan dan Agripreneur UMMI kepada Radar Sukabumi melalui keterangan resminya, baru-baru ini.

Dijelaskan Neneng, produk Jalihu (Tahu Hanjeli) diangkat dari keprihatinan nasib produsen tahu dan tempe yang sering kali kesulitan mendapatkan bahan baku kedelai impor. Kondisi itu tidak jarang membuat produsen tahu dan tempe sering terhenti kegiatan produksinya, karena tidak adanya kedelai di pasaran dan naiknya harga kedelai impor.

Di  Kabupaten Sukabumi memiliki komoditas lokal yang masih perlu dikembangkan, baik dari subsistem hulu yakni budidaya hingga sektor hilir yakni pengolahan hasil pertaniannya. Hanjeli adalah tanaman yang dibudidayakan di Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi.

Menurutnya, budidya hanjeli menjadikan kawasan Desa Wisata Hanjeli di Desa Waluran Mandiri yang digagas oleh Asep Hidayat Mustopa bersama Kelompok Wanita Tani .

Salah satu anggota tim, Melinda mengatakan, Hanjeli sebagai pengganti bahan dasar tahu dan tempe selain karena harganya yang murah dan dan mudah didapat juga memiliki kandungan gizi yang sama dengan kacang kedelai.

“Kami berharap Jalihu menjadi salah satu oleh-oleh ikon khas Sukabumi, karena dari nilai gizi Jalihu tidak jauh berbeda dengan tahu berbahan kedelai,” terangnya.

Sementara untuk saat ini, Produk Jalihu sudah dikembangkan dan dipesan melalui aplikasi  EDAS

“Bagi yang berminat bisa pesan melalui aplikasi EDAS, aplikasi ini juga bisa langsung di download di playstore tuturnya.

Sementara itu, tak berbeda jauh dengan Jalihu, karya inovatif lainnya hasil Mahasiswa UMMI yang lolos 10 besar yaitu Inovasi lingkup Industri Kreatif NatPack(Natural Packaging) adalah kemasan organik yang ramah lingkungan yang mudah terurai. Sehingga tidak meninggalkan polusi sampah plastik dan styrofoam yang tidak sehat bagi konsumen.

Natpack diciptakan agar konsumen memulai mengubah kebiasaan mengunakan kemasan plastik, dapat beralih pada kemasan yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

Sayzda Aulia salah satu anggota tim menjelaskan, Natpack dibuat dari bahan dasar limbah sisa tanaman  pangan dan serealia seperti limbah tanaman terubuk, hanjeli, sorghum, jagung, jerami padi yang dibuat menjadi adonan serat daun dan batang tanaman. Lalu dikuatkan dengan lem alami dari tepung porang dan tepung tapioka, kumudian dicetak menggunakan alat pres bertekanan, agar dapat berbentuk kemasan alami yang unik dan sehat. “Terget kita ke depan,  Natpack ini dapat diterima masyarakat baik konsumen maupun pelaku usaha kuliner,” terangnya  Seperti kafe-resto, produsen-retail-distributor sayuran, buah, komoditas  hortikultura , pangan, rempah dan yang lainnya.

“Kami pun kini  sedang melanjutkan penelitian terkait Natpack yang mampu menjaga kualitas kesegeran sayuran, dan buah sehingga bisa bertahan kesegarannya lebih lama meski tanpa ruang pendingin (coolstorage) terutama untuk jarak pengiriman produk yang lebih jauh atau membutuhkan waktu yang panjang,” ujarnya.

Sementara itu ditemui terpisah, Ketua Program Studi Agribisnis Ema Hilma Meilani mengatakan, sesuai Visi Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian UMMI yang menghasilkan mahasiswa serta lulusan agribisnis yang unggul, mandiri, dan Islami. Juga misi yang menjadi ciri khas Agribisnis Faperta UMMI  yakni mampu memahami dan menerapkan IPTEKS dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan , terbukti dengan lahirnya inovasi-inovasi  yang dapat menjadi bagian peluang usaha mahasiswa dan lulusan, bukan hanya menjadi insan yang unggul dan mandiri, namun dapat  menjadi bagian dalam penciptaan lapangan kerja di masyarakat sebagai entrepreneur dan sociopreneur bidang pertanian dalam lingkup bisnis sosial.

“Semoga Agribisnis Faperta UMMI  tetap mempertahankan Akreditasi A dengan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang telah dilaksanakan,” pungkasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *