Indonesia-IAEA Kembangkan Teknologi Nuklir

Nasir menambahkan IAEA memiliki peran sentral yang penting dalam mendorong penggunaan energi nuklir untuk perdamaian, termasuk diantara negara-negara berkembang. Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan IAEA selama 61 tahun. Tercatat sebanyak 9 dari 17 tujuan pembangunan berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) berkaitan langsung dengan lingkup kompetensi IAEA.

Untuk mencapai swasembada pangan dan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), Indonesia, dengan dukungan IAEA, telah mengembangkan dua proyek penting. Proyek pertama berkaitan dengan mengintensifkan kualitas produksi kedelai untuk meningkatkan produktivitas dan profitabilitas usaha tani kedelai.

Bacaan Lainnya

Proyek kedua melibatkan penggunaan teknik nuklir, seperti uji radio immuno dan isotop stabil untuk meningkatkan produksi ternak dan memperbaiki pengelolaan pakan berbasis lokal. Sasarannya adalah komunitas petani kecil di 74 SPR (Sekolah Petani Kecil) di seluruh Indonesia. SPRs adalah proyek yang dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2013.

Indonesia sangat mementingkan keamanan perbatasan kita dari perdagangan gelap bahan nuklir dan sumber radioaktif lainnya. Beberapa tahun yang lalu, Indonesia mendapat bantuan dari IAEA dalam memasang empat monitor portal radiasi di pelabuhan utama. BAPETEN, bekerja sama dengan BATAN dan sektor swasta, berencana untuk memproduksi monitor portal radiasi untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Disebutkan Nasir beberapa pengembangan energi nuklir lainnya yaitu Indonesia telah mengembangkan kapasitas dalam produksi radioisotop dan produk radiofarmasi, dan pembuatan peralatan kesehatan. BATAN telah membangun laboratorium radioisotop dan radiofarmaka baru.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *