HOTS di UNBK Menuai Kritik

Pakar pendidikan sekaligus praktisi pembelajaran abad ke-21 Indra Charismiadji mengatakan, HOTS merupakan konsep reformasi pendidikan yang dimulai pada abad ke-21. Tujuannya, proses pendidikan dapat mencetak sumber daya manusia yang mampu menghadapi revolusi industri 4.0.

Pada era revolusi industri 4.0, sumber daya manusia tidak sebatas menjadi pekerja yang mengikuti perintah.?Tetapi juga memiliki keterampilan abad XXI,?

Keterampilan abad ke-21 itu adalah manusia yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, berkolaborasi, berpikir kritis, dan mampu menyelesaikan masalah, lalu kreatif serta mampu berinovasi.

Indra menerangkan, HOTS dilandasi taksonomi pembelajaran yang dicetuskan psikolog pendidikan asal Amerika Serikat Benjamin S. Bloom pada 1956. Taksonomi itu kemudian direvisi murid Bloom sendiri, yakni Lorin Anderson, pada 2001. Lorin mengelompokkan keterampilan berpikir atau kognitif manusia dari tingkat paling rendah ke paling tinggi.

?Terdapat enam tingkat kemampuan berpikir tersebut,? kata Indra. Dimulai dari level paling rendah, yakni menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, menilai, dan tingkat yang paling tinggi adalah mencipta.

Pada ruang lingkup UN, kalau soal ujiannya dalam tahap hafalan, siswa diajari bisa menghafal, tapi tidak bisa bertindak. ?Jika ini diteruskan, ada kekhawatiran cita-cita kehidupan bangsa sebagai bangsa yang maju sulit tercapai,? tuturnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *