Pemerintah Kota Sukabumi Kawal Hasil Penelitian Penyebab Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi

Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengikuti zoom meeting berdama KIPI di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi, Kamis (20/6).

SUKABUMI — Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengikuti zoom meeting bersama Komite Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) di Ruang Pertemuan Setda Kota Sukabumi, Kamis (20/6).

Pertemuan secara daring ini, dihadiri Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Polres Sukabumi Kota, Kodim 0607, serta pihak keluarga untuk membahas KIPI yang terjadi baru-baru ini.

Bacaan Lainnya

Penjabat Walikota Sukabumi, Kusmana Hartadji mengatakan, sejak kejadian dilaporkan, pemerintah kota terutama Dinas Kesehatan telah melakukan berbagai upaya sesuai prosedur. Diantaranya, mendampingi keluarga almarhum, mulai dari merespon pelaporan hingga proses pemakaman.

“Selain itu, upaya lainnya yakni, mengumpulkan data terkait kejadian KIPI, termasuk data sebelum dan saat kejadian, dari pihak keluarga dan puskesmas,” kata Kusmana kepada wartawan, Kamis (20/6).

Lanjut Kusmana, Dinkes juga sudah melaporkan KIPI kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, KOMDA KIPI Jabar, Kementerian Kesehatan, dan KOMNAS KIPI.

Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait dan menyiapkan bahan audit dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI. “Kami telah berkoordinasi dengan lintas sektor, menyiapkan bahan audit, dan melakukan audit bersama KOMDA KIPI dan KOMNAS KIPI,” paparnya.

Adapun, sambung Kusmana, hasil audit dari KOMNAS KIPI yang memberikan kesimpulan bahwa prosedur pemberian imunisasi telah dilakukan sesuai dengan yang berlaku.

Namun, untuk mengetahui penyebab kematian, diperlukan tambahan data dan bukti dengan melakukan pemeriksaan uji endotoksin dan sterilitas terhadap semua vaksin yang diberikan serta melakukan otopsi forensik atau klinis.

Mengikuti penyampaian hasil audit kepada keluarga di Pemda, pihak keluarga ingin kepastian terkait penyebab kematian.

“Secara prosedur, semuanya sudah dilakukan. Namun, karena data tidak lengkap, untuk memastikan penyebab kematian, kami menunggu hasil uji dari BP POM yang akan keluar tiga minggu kemudian, serta akan dilakukan otopsi untuk memastikan hal ini,” jelasnya.

Menurutnya, Pemerintah Kota Sukabumi berkomitmen untuk mendampingi keluarga almarhum, mendampingi dan mengawal setiap tahapan yang diperlukan.

“Prosedur vaksinasi anak sudah dilakukan sesuai ketentuan, almarhum telah divaksin sejak lahir dan menerima empat kali imunisasi. Kami juga mengirimkan video dari saat anak mulai merasakan panas, dan kami sedang mencari penyebab utamanya,” tambahnya.

Sebagai bentuk komitmen, pemerintah hadir langsung ke rumah keluarga korban, mulai dari melayat, Dinkes memberikan laporan secara rinci, hingga saat ini mengawal agar ada kepastian penyebab kematian tersebut.

Selain itu, Puskesmas juga terus berkomunikasi dengan keluarga, dan ini menjadi evaluasi.

“Kami tidak dapat memberikan jawaban pasti penyebab kematian sebelum ada hasil penelitian. Dengan komitmen yang kuat, kami berjanji akan terus mengawal proses ini hingga ada kepastian terkait penyebab kematian, demi menjamin transparansi dan keadilan bagi keluarga korban serta seluruh warga kota,” pungkasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *