Fenomena Matahari Melintas Tepat di Atas Kabah, Cek Arah Kiblat Sore Ini

Fenomena Rashdul Kiblat

SUKABUMI— Fenomena Rashdul Kiblat atau saat matahari akan melintas tepat di atas Kabah akan terjadi hari ini Sabtu (28/5) sekitar pukul 16.18 WIB. Artinya pada waktu tersebut matahari diperkirakan berada tepat di atas Kabah, maka bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus dimanapun itu akan mengarah lurus ke arah Kabah.

Ketua Badan Hisab Rukyat (BHR) Kota Sukabumi, Ahmad Mubarak mengatakan, Rashdul Kiblat atau yang memiliki nama Istiwa `Adzom atau disebut juga Great Culmination merupakan metode pengamatan bayangan pada saat posisi matahari berada di atas Kabah atau ketika matahari berada di jalur yang menghubungkan antara Kabah dengan suatu tempat. P

Bacaan Lainnya

ada setiap tanggal 27/28 Mei dan tanggal 15/16 Juli, semua bayangan benda yang tegak lurus di permukaan bumi yang terkena sinar matahari akan menunjukkan arah kiblat.

“Berdasarkan pada deklinasi matahari yaitu pergerakan matahari ke utara dan selatan bumi yang berubah setiap harinya, waktu Rashdul Kiblat dapat ditentukan, ketika posisi matahari ketika berada tepat di atas Kabah walaupun posisinya sedikit condong ke sebelah utara atau sebelah selatan Kabah. Peristiwa ini ditandai dengan adanya persamaan lintang Kabah yaitu 21° 25’ 20.9” dengan deklinasi matahari,” terang Ahmad kepada Radar Sukabumi melalui siaran persnya.

Terkait adanya peristiwa tersebut, pihaknya mengajak masyarakat untuk memperbaiki dan mengecek kembali (kalibrasi) arah kiblat masjid, rumah, tempat pemakaman maupun tempat umum lainnya.

“Rashdul Kiblat ini sangat tepat dan simple bagi kita untuk mengecek kembali arah kiblat di tempat kita, pengukurannya cukup menggunakan benda tegak lurus yang disinari oleh cahaya matahari pada sore hari ketika rahsdul kiblat,” katanya.

Ahmad menjelaskan, berdasarkan tinjauan astronomis atau ilmu falak, terdapat beberapa teknik dalam mengkalibrasi arah kiblat yang diantaranya dengan mengunakan bayangan matahari bisa dilakukan melalui tiga cara yakni, metode bayangan matahari setiap saat.

Di mana metode perhiutangan arah kiblat ini dapat dihitung dengan mengunakan alat ukur yaitu Theodolite, Mizwala, Istiwa `ain, Qiblaty Qibla Locator yang sudah dilengkapi dengan aplikasi berdasarkan perhitungan Spherical Trigonometri, Ellipsoid atau Vincenty.

Kedua, metode bayangan matahari harian, dan bayangan matahari tahunan atau lebih dikenal dengan Rashdul Kiblat/Istiwa `Adhom.

“Pada metode ini biasanya terjadi dua kali setiap tahun, biasanya setiap tanggal 27/28 Mei pukul 16.18 WIB dan tanggal 15/16 Juli pukul 16.27 WIB,” tambahnya.

” Untuk teknik dalam menentukan arah kiblat saat Rashdul Kiblat tersebut ada beragam cara, diantaranya dengan menentukan lokasi masjid atau musala atau rumah yang akan dikalibrasi arah kiblatnya. Kemudian, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau pergunakan lot/bandul yang terkenan bayangan matahari.

Ketiga, permukaan dasar harus benar-benar datar dan rata dan jam pengukuran disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom, dan tunggu sampai saat Rashdul Kiblat terjadi amatilah bayangan matahari yang terjadi (toleransi +/- 2 menit),” ungkapnya.

Ditambahkan Ahmad, pada pukul 16:18 WIB / 17:18 WITA / 18:18 WIT, bayangan mengarah ke Arah Kiblat/Ka`bah. Namun sayang untuk wilayah Indonesia Bagian Timur, posisi matahari telah ghurub jadi sangat sulit untuk nampak banyangannya. (cr1/t)

Fenomena Rashdul Kiblat

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *