Kenali dan Waspadai Gejala Stroke

dr. Lintang Sandya Laksmana Samudera
dr. Lintang Sandya Laksmana Samudera Dokter Internsip RSI Assyifa November 2022 – November 2023

Bismillahirahmanirrahim, Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

WHO menetapkan stroke masih menjadi salah satu penyebab kematian dan disabilitas (kecacatan) tertinggi di seluruh dunia. Negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia saat ini tengah berlomba-lomba untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam upaya mencegah, mengobati, dan memberikan rehabilitasi bagi para penderita maupun orang-orang yang beresiko tinggi terkena stroke.

Bacaan Lainnya

Pada acara Prevensi Stroke Campaign, Special 3D Cinema Lecture yang digelar Perhimpunan Spesialis Bedah Syaraf di Karawaci untuk memperingati hari stroke sedunia bulan oktober silam, menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan akan terus memperkuat layanan kesehatan untuk penyakit stroke baik dari sarana prasarana sampai tenaga kesehatan terkait.

Stroke itu sendiri merupakan suatu gejala-gejala penurunan fungsi fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan pada pembuluh darah otak baik disebabkan oleh perdarahan spontan, suplai darah inadekuat, ataupun penyumbatan pada pembuluh darah otak yang bukan disebabkan oleh trauma.

Siapa saja yang memiliki risiko terkena stroke

Semua orang dapat terkena stroke pada usia berapa pun. Tetapi, risiko anda terkena stroke dapat meningkat akibat faktor risiko tertentu. Sebagian faktor risiko dapat diubah dan diperbaiki, sementara sebagian lainnya tidak.

Faktor-faktor risiko stroke yang dapat diperbaiki maupun dikelola/dikontrol secara medis meliputi hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes atau penyakit gula darah, kebiasaan merokok, kelebihan berat badan atau obesitas, dislipidemia, penyakit jantung dan pembuluh darah seperti atrial fibrilasi, stenosis arteri karotis, dan penyakit jantung lainnya, riwayat terkena stroke sebelumnya, penyalahgunaan obat, stress mental dan fisik, kurangnya aktivitas fisik, dan riwayat mengkonsumsi alkohol.

Selain itu, terdapat pula faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain Usia. Risiko terjangkit stroke meningkat seiring bertambahnya usia. Setelah usia 55 tahun, risiko meningkat dua kali lipat setiap satu dekadenya.

Selain itu, adanya riwayat serangan stroke pada keluarga juga meningkatkan resiko seseorang terkena stroke. Ras pun turut berperan dalam menentukan risiko seseorang terkena stroke.

Bagaimana cara mengenali gejala stroke?

Stroke dapat kita kenali dengan mengingat slogan sederhana “SeGeRa Ke RS”. Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), disertai tersedak dan kesulitan untuk menelan air. Gerak separuh anggota tubuh melemah secara tiba-tiba, ditandai dengan kesulitan atau ketidak mampuan untuk menggerakkan tangan dan kaki di salah satu sisi tubuh baik kanan ataupun kiri.

bicaRa pelo/tidak dapat berbicara/tidak mengerti kata-kata dari orang lain/bicara tidak nyambung/tidak mampu menyusun kata-kata dan berkomunikasi.

Kebas/baal/kesemutan pada separuh tubuh. Rabun, pandangan terasa kabur pada salah satu mata secara mendadak. Sakit kepala hebat yang muncuk secara mendadak dan tidak pernah dirasakan sebelumnya, gangguan keseimbangan, serta gerakan sulit dikoordinasi (tremor/gemetar, sempoyongan).

Apa yang sahabat sehat harus lakukan jika mendapati seseorang memiliki gejala stroke seperti di atas?

Jangan menunda penyakit semakin parah dan segera bawa penderita ke rumah sakit sedini mungkin. Periode emas, atau waktu penanganan paling penting dari penderita stroke adalah kurang dari 4,5 jam sejak munculnya gejala, sehingga penderita setidaknya harus sudah tiba di rumah sakit kurang dari 2 jam sejak munculnya gejala. Proses pemeriksaan mendetail beserta pengobatan akan dilakukan dalam kurun waktu maksimal 2.5 jam.

Penanganan dalam periode emas ini dapat mengurangi risiko kematian dan kecacatan menetap/permanen yang diakibatkan oleh stroke dan sangat berpengaruh pada hasil penatalaksanaan yang diberikan.

Bagaimana cara mencegah terjadinya stroke?

Direktorat pengendalian dan pecegahan penyakit tidak menular kementerian kesehatan Republik Indonesia mengkampanyekan gerakan mencegah stroke dengan slogan “CERDIK”. Cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet seimbang, istirahat cukup, kelola stress.

Gerakan di atas bertujuan untuk meningkatkan gaya hidup sehat guna mengindarkan dan mengontrol faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, obesitas, dan lain lainnya yang dapat menyebabkan terjadinya stroke. Jazakillah khairan, semoga dapat bermanfaat bagi sahabat sehat sekalian.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *