DPPKB Kabupaten Sukabumi Berikan Honor untuk 412 Penyuluh KB Lapangan

DPPKB Kabupaten Sukabumi
Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi, Agus Sanusi

SUKABUMI – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sukabumi menggelar peningkatan kapasitas pelayanan kepada para penyluh Keluarga Berencana (KB) lapangan di Aula DPPKB Kabupaten Sukabumi, Selasa (17/01).

Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi Agus Sanusi kepada Radar Sukabumi mengatakan, sebanyak 412 orang pegawai nonPNS yang merupakan penyuluh KB lapangan mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDA).

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatakn kapasitas sebagaimana saat ini pada program nasional yaitu untuk penurunan angka stunting di tahun 2024,” kata Agus, dikutip.

Agus juga mengatakan, DPPKB Kabupaten Sukabumi telah sepakat melakukan MoU dan pembinaan kinerja kepada pegawai nonPNS sebagai tenaga penyuluh KB di lapangan. Sebab, para penyuluh KB lapangan sangat berperan dalam menunrunkan angka stunting. Terlebih lagi, mereka merupakan garda terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.

“Alhamdulillah, saat ini dengan jumlah non PNS 412 orang itu, sudah disiapkan penggajiannya setiap bulannya dengan nilai rata sekitar Rp1.750.000 perorang. Gaji ini berasal dari APBD Kabupaten Sukabumi. Insya Allah, sudah ada uangnya dan sudah siap untuk penggajiannya serta sudah penandatanganan,” paparnya.

Menurut Agus, penanganan stunting merupakan program pemerintah pusat yang ditindak lanjuti oleh pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi. Untuk di tahun 2024 mendatang, ditargetkan Kabupaten Sukabumi harus 14 persen dalam kasus stunting.

“Saat ini di Kabupaten Sukabumi dalam percepatan penurunan stunting yang pertama ialah langkah kami menggerakan dan menggalakkan untuk pra KS dan KS 1 untuk ikut ber KB. Supaya mencegah terjadinya kehamilan dan kelahiran. Nah itulah, jadi keluarga miskin yang tercegah akan kehamilan dan kelahiran dengan tidak diingikannya kelahiran anaknya, dapat terbebas dari penyakit stunting,” pungkanya. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *