Lereng Gunung Walat Sukabumi Kembali Terbakar

Kebakaran-Lereng-Gunung-Walat

SUKABUMI — Lereng gunung Walat blok kampung Benda Desa Karangtengah Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi kembali terbakar hebat, Jumat (1/09/2023).

Berdasarkan pantauan dilokasi kebarakaran masih terjadi di sejumlah titik. Api terus membesar seiring angin terus berhembus.

Bacaan Lainnya

Peristiwa kebakaran tersebut terjadi sekitar pada pukul 12:00 WIB. Saat ini sejumlah warga bersama petugas gabungan sedang melakukan pendinginan di lokasi.

“Api terus membesar, kondisi dilapangan kering akibat kemarau. Jadi material mudah terbakar seperti kebun bambu membuat api cepat merambat, “jelas Kapolsek Cibadak Polres Sukabumi Kompol Ridwan Ishak SAP di lokasi.

Sejumlah warga dilokasi sempat panik, saat ini masyarakat kebingungan memadamkan api, pasalnya akses kebakaran tidak bisa terjangkau oleh mobil pemadam kebakaran.

“Aksesnya lumaya jauh, pemadaman hanya dilakukan secara manual petugas dibantu warga,”pungkasnya.

Hingga saat ini penyebab kebakaran tersebut, masih belum diketahui. Api yang belum diketahui asalnya itu tiba-tiba mulai membakar semak-semak di sekitar lokasi. Warga menyebut api sudah masuk ke area lahan perkebunan IPB.

“Ada beberapa titik lokasi yang terbakar, sejumlah petugas gabungan dari Damkar, TNI/Polri sudah dilokasi untuk membantu pendingin, “tambah Kapolsek.

Acep Anom salah seorang warga mengaku tidak mengetahui asal api, karena saat ia melihat api sudah membesar dan langsung merembet. Warga di sekitar lokasi juga tidak mengetahui asal api tersebut.

“Ketahuan sekitar pukul 12.00 WIB, saat itu saya sedang mengambil rumput lalu kelihatan api sudah besar. Jadi merembet kemana mana,” kata Acep Anom (51) penunggu lahan kepada wartawan, Kamis (2/9/2021).

“Soal dari mana asal api enggak tahu, karena sudah membesar. Untungnya warga langsung turun ngeprak-ngeprak api pakai apa saja termasuk tanaman,” ucapnya.

Hingga saat ini sejumlah warga masih memantau lokasi, khawatir tiba-tiba ada bara yang tersisa dan membakar kembali area lahan tersebut.

“Kalau ke atas wilayah kehutanan, ada perumahan dan pemukiman warga sekitar. Makanya masih terus dipantau,” pungkasnya.(hnd)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *