Kreativitas Warga Cikembar Mengolah Limbah Tempurung Kelapa

Ujang Boret (52) warga Kampung Babakan, RT 3/8, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, bersama salah seorang perangkat Desa Parakanlima, saat memperlihatkan hasil karajinan tempurung kelapa.

Berawal dari Hal Sepele yang Ditekuni

Tempurung kelapa yang terlihat tidak seberapa nilainya tidak bernilai. Di tangan orang kreativ, benda yang dianggap sebagai sampah ini, ternyata jadi barang yang bernilai seni tinggi.

Laporan – Dendi Koswara Dikusumah, Cikembar

Bacaan Lainnya

Bagi masyarakat umum, limbah batok kelapa atau tempurung kelapa boleh jadi tak bernilai apa-apa. Namun, di tangan-tangan kreativ seperti, Ujang Boret (52) warga Kampung Babakan, RT (3/8) Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, barang yang dianggap sepele ini, bisa disulap menjadi barang seni dengan bernilai ekonomi.

Melalui imajinasinya, lelaki yang bekerja sebagai tukang dagang makanan di Jalan Raya Panggeleseran – Babakan ini, ternyata mampu menyulap limbah batok atau tempurung kelapa menjadi kerajinan miniatur.

Diantaranya, mobil-mobilan, teko, motor-motoran, sejumlah jenis peralatan dapur dan aneka wadah lampu hias artistik yang terkesan sebagai barang mahal.

“Awalnya saya hanya coba-coba saja membuat rumah lampu dari batok kelapa ini. Setelah itu, saya membersihkan batok dengan cara dikikis, kemudian diampelas hingga halus. Setelah itu, lalu saya bentuk pola lampu hias seperti ini,” jelas Ujang kepada Radar Sukabumi, kemarin (12/4).

Namun setelah dirakit sedemikian rupa, dipernis dan dipasang bola lampu sesuai bentuk wadahnya. Ternyata hasilnya cukup mengejutkan. Sebab, selain memiliki nilai seni juga memiliki nilai rupiah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *