Kampung Gunungbatu Kini Tak Bertuan

RUSAK BERAT: Lahan pertanian warga di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung semakin rusak parah dan tidak lagi digarap warga.

NYALINDUNG, RADARSUKABUMI.com – Pergerakan tanah di Kampung Gunungbatu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, semakin meluas. Seluruh warga kini sudah meninggalkan rumah, mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan. Mereka bertahan di tempat pengungsian yang sudah disediakan pemerintah.
Berdasarkan data yang tercatat di pemerintah Desa Kertaangsana, saat ini jumlah warga yang terdampak bencana ini sebanyak 482 jiwa dari 161 Kepala Keluarga (KK). Kepala Desa Kertaangsana, Agus Sudraja mengatakan, kondisi pergerakan tanah saat ini semakin parah, setiap hari tanah pengalami pergeseran. Otomatis, kerusakan pada pemukiman serta lahan pertanian pun semakin bertambah. “Semua warga sudah mengungsi. Catatan kami ada 129 rumah sekarang ini tidak bisa dihuni lagi karena rusak berat, amblas hingga rata dengan tanah,” jelas Agus kepada Radar Sukabumi melalui telepon selulernya, kemarin (7/7).
Akibat bencana pergerakan tanah ini, sambung Agus, seluruh rumah warga di Kampung Gunungbatu sudah tidak dihuni. Lantaran kondisinya kian memprihatinkan dan membahayakan keselamatan apabila tetap dihuni. “Dua minggu lalu masih ada sebagian warga yang tetap tinggal di rumahnya. Namun sekarang sudah tidak lagi, mereka lebih memilih pindah ke kampung lain dan ada juga yang pindah ke tenda pengungsian,” paparnya.
Sementara itu, seorang anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kecamatan Nyalindung, A. Achmad mengatakan, pihaknya membenarkan soal kondisi pergerakan tanah yang semakin meluas tersebut. Rumah warga yang sebelumnya tegak, karena bencana ini menjadi miring. Bahkan ada sebagian rumah yang rata dengan tanah karena amblas.
“Jumlah korban bencana pergerakan tanah yang ada di tenda pengungsian setiap harinya terus bertambah. Karena warga yang awalnya memilih ngontrak rumah, sudah mulai kehabisan uang karena beberapa bulan mereka tidak punya penghasilan. Namun ada juga warga yang memilih ke luar kampung dan mencari kehidupan di luar daerah, karena jika bertahan di kampungnya tidak bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Kebutuhan untuk korban bencana pergerakan tanah yang berada di tenda pengungsiaan hingga saat ini masih mencukupi. “Alhamdulillah, untuk kebutuhan pokok seperti beras, telur, mie instan dan lainnya masih cukup hingga satu minggu mendatang,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *