Jembatan Linggamanik Membahayakan

GOTONG ROYONG: Warga Desa Nangerang sedang gotong royong memperbaiki Jembatan Linggamanik, kemarin.

JAMPANGTENGAH, RADARSUKABUMI.com – Warga Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah, mengeluhkan Jembatan Linggamanik yang kondisinya rusak parah. Mengantisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan, warga pun secara swadaya memperbaiki jembatan dan berharap pemerintah bisa mengalokasikan anggaran untuk perbaikannya.
Informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, jembatan yang dapat mengancam keselamatan pengguna ini merupakan milik pemerintah kabupaten dengan panjang 15 meter dan lebar 2,5 meter. Jembatan ini merupakan akses satu-satunya warga yang ada di Desa Nanggerang menuju tempat publik. “Daripada terjadi hal yang tidak diinginkan, kami gotong royong mengganti balok kayu yang sudah lapuk dengan yang baru, hanya saja ukurannya kurang memadai. Karena hanya mengandalkan kayu yang ditanam masyarakat,” kata salah satu warga Kampung Linggamanik, Dedem kepada Radar Sukabumi, kemarin.
Dedem menjelaskan, akibat jembatan rusak ini, tidak sedikit warga ataupun pengguna jalan mengalami kecelakaan. Beruntungnya, sampai sekarang belum pernah menelan korban. “Sering terjadi kendaraan yang terperosok ketika melewati jembatan ini, apalagi mobil yang bermuatan. Tapi belum sampai ada yang tahun,” jelasnya.
Dedem berharap, pemerintah bisa memperhatikan kondisi jembatan yang amat memprihatinkan ini. Lantaran seingatnya, belum peranah ada perbaikan yang dilakukan pemerintah. “Kami harap pemerintah bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengakses pasilitas umum dengan pembangunan jembatan agar kami lancar saat melakukan ativitas,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Nanggerang, Surahman melalui Sekretarisnya, Rahmat Ependi mengatakan, pihaknya telah berulang kali melaporkan kondisi jembatan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalu kecamatan. “Namun sayangnya sampai saat ini belum juga ada realisasi. Sempat ada pengukuran dari pemerintah dan menyebutkan pada 2018 lalu akan segera dibangun, tapi sampai saat ini belum ada perbaikan juga,” timpal Rahmat.
Rahmat menambahkan, selama ini warga terus menerus memperbaiki jembatan itu dengan mengganti kayu-kayu yang lapuk dan rusak. “Kami dari Pemerintah Desa tidak berani mengalokasikan Dana Desa untuk memperbaiki jembatan itu, sebab itu bukan kewenangan kami,” cetusnya.
Rahmat berharap, pemerintah terkait khususnya Dinas Pekerjaan Umum (PU) bisa mengabulkan permintaan warga. “Sebab, jembatan tersebut merupakan satu-satunya akses bagi masyarakat untuk beraktivitas,” pungkasnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *