Cerita Perempuan Hamil di Ciemas Sukabumi Jalan Kaki Menerjang Banjir Saat Hendak Melahirkan Akibat Banjir

MIRIS : Tangkapan Layar seorang perempuan di Ciemas Sukabumi terjang banjir hendak melahirkan.
MIRIS : Tangkapan Layar seorang perempuan di Ciemas Sukabumi terjang banjir hendak melahirkan.

SUKABUMI — Seorang perempuan yang tengah hamil harus berjalan kaki menerjang banjir saat hendak bersalin. Perempuan yang belakangan merupakan warga Kampung Bantarpanjang RT (02 /04), Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi membuat perhatian di media sosial.

video aksi perempuan bernama Rani (21) tersebut bertebaran di media sosial baik perpesanan aplikasi maupun media sosial lainnya berjalan kaki menerjang banjir di wilayah Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk pergi bersalin ke Puskesmas.

Bacaan Lainnya

Dalam video berdurasi 18 detik, perempuan yang tengah hamil berbaju merah ditemani seorang perempuan berjalan kaki dalam kondisi air banjir setinggi lututnya di kecamatan Ciemas.

Menanggapi hal tersebut, kepala desa Mandrajaya kecamatan Ciemas Ajat Sudrajat mengatakan, peristiwa yang terjadi dalam video tersebut berdasarkan hasil penelusurannya terjadi Jumat (15/3) lalu, saat itu memang kondisinya hampir seluruh akses jalan di Desa Mandrajaya terendam banjir.

“Iya sudah beberapa hari banjir akibat diguyur hujan deras, untuk saat ini betul desa kami terisolir karena banjir tahunan, karena sudah beberapa hari ini selain banjir, kondisi signal pun tidak baik di desa kami,” ujar Ajat. Sabtu, (16/3) kemarin.

Dalam video tersebut, kata Ajat lagi, perempuan hamil yang berjalan kaki menerjang banjir yang tidak dapat dilalui kendaraan hendak menuju Puskesmas Tamanjaya yang diantar Bidan Desa hendak melakukan persalinan.

“Jadi ketinggian banjir hampir 2 meter, sudah terjadi hampir satu minggu ini cuman kemaren sempat surut, namun 2 hari ini curah hujan kembali naik,” jelasnya.

“Untuk saat ini sudah di tangani di Puskesmas Tamanjaya. Jadi tidak ada semua akses jalan menuju desa tetangga banjir semua, kebanjiran,” imbuhnya.

Meski lanjut Ajat, pemerintahan desa memiliki kendaraan ambulance, namun karena kondisi banjir cukup tinggi tidak bisa digunakan menerjang banjir tersebut sehingga perempuan tersebut terpaksa jalan kaki, karena tidak memungkinkan menggunakan kendaraan ambulance.

“Kondisi terakhir di Puskesmas Tamanjaya, sementara sudah melewati proses melahirkan, kemarin itu diantar bidan desa sama ibu kader Posyandu ke Puskemasnya,” tandasnya. (ndi/d).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *