SMP di Depok Akan Mengikuti Asesmen Nasional, Mulai Senin

un
Ilustrasi UN. (Dok. Radar Depok)

DEPOK – Asesmen Nasional (AN) berbasis komputer di Kota Depok dimulai Senin (04/10/2021) hingga Kamis (07/10/2021). Ada 252 SMP dan Paket B akan ambil bagian di AN Mandiri.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Wijayanto mengatakan, AN berbasis komputer pada jenjang SMP diperuntukan bagi siswa kelas 8 selama 2 hari.

Bacaan Lainnya

Hari pertama mengerjakan materi literasi membaca dan survei karakter. Hari kedua, peserta akan mengerjakan materi numerasi dan survei lingkungan belajar. Total se-Kota Depok, ada 11 ribu siswa yang ikut ujian.

“Hanya diikuti oleh 45 anak (tiap sekolah) dan dibagi ke dalam dua sesi, mereka wajib hadir ke sekolah. Terkait waktu, kami berikan satuan pendidikan yang memilih antara tanggal 4-7 Oktober,” ujarnya kepada Radar Depok (Group Pojoksatu.id), didampingi Kepala Seksi Kurikulum Dan Penilaian Sekolah Menengah Pertama, Muhammad Yusuf, Jumat (01/09/2021).

Dia menyebut, selain siswa, tenaga pendidik serta kepala sekolah juga wajib mengisi sejumlah instrumen selama empat hari. Diantaranya instrumen survei lingkungan belajar secara mandiri sesuai jadwal pelaksanaan AN peserta didik dan survei karakter.

“Bagi sekolah baru yang belum memiliki siswa kelas 8. Maka tetap mengikuti AN dengan cara, tenaga pendidik beserta kepala sekolah wajib,” bebernya.

Dikatakannya, AN adalah penilaian mutu sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar serta menengah. Penilaian ini untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan informasi akurat.

“Perbedaan Asesmen Nasional dengan UN adalah sifatnya yang tidak menentukan kelulusan. Selain itu, AN dilakukan terhadap sekolah dengan sampel murid yang tidak bersifat individual layaknya UN,” katanya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok, Dedy Martoni mengungkap, penyelenggaraan AN memang berbeda dibandingkan dengan UN. Untuk itu, pihak sekolah tidak perlu melakukan persiapan khusus.

“AN ini diperuntukkan bagi SD di kelas 4, SMP kelas 8, dan SMA kelas 10 dengan mekanisme semacam survei nasional terkait serapan kurikulum pendidikan yang dipilih secara acak. Sehingga tidak perlu dipersiapkan untuk mencapai hasil yang murni,” ungkapnya.

Setelah penyelenggaraan AN usai, lanjut Dedy, maka akan diperoleh rekomendasi terkait kualitas kurikulum pendidikan. Apakah perlu ada perbaikan secara menyeluruh nasional atau parsial.

“Tergantung hasilnya nanti. Harapannya Kota Depok bisa lebih unggul dari AN yang dilakukan pada Kota/Kabupaten lainnya se-Indonesia karena nanti akan dibandingkan, dengan begitu kita akan mendorong sedikit perbaikan,” tandasnya.

(rd/daf/pojokjabar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *