BOGOR – Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor dan University of Illinois Urbana-Champaign Amerika Serikat menyelenggarakan Pelatihan Penguatan Kapasitas bagi Penyuluh Pertanian di Bogor pada Kamis (4/7) secara online.
Pelatihan yang diikuti oleh 60 orang penyuluh pertanian dari Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang dan Kota Bogor dan Kementerian Pertanian ini bertujuan untuk menyegarkan kembali pentingnya pendekatan penyuluhan yang partisipatif, mengedepankan peran multipihak (penyuluhan pluralistik), sensitif gender, serta pertanian sebagai sebuah bisnis yang berkelanjutan.
“Pelatihan ini sangat strategis untuk mendukung kinerja penyuluh pertanian dalam membina Kelompok Wanita Tani menjadi kelompok yang mandiri, unggul, dan berdaya saing”, ungkap Siti Amanah, Dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB.
Hadir juga dalam acara tersebut Sekretaris Badan Penyuluhan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian, Siti Munifah. Dalam sambutannya, Munifah menyampaikan bahwa Penyuluhan pertanian memainkan peran yang sangat penting.
“Tantangan yang kita hadapi semakin kompleks dan dinamis, sehingga membutuhkan pendekatan yang lebih inovatif dan inklusif. Di sinilah konsep penyuluhan pertanian yang pluralistik menjadi sangat relevan, di antaranya pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT) yang anggotanya para perempuan sebagai mitra laki-laki. KWT memiliki keunggulan sifat sebagai pemelihara, pendidik, dan menjaga keberlanjutan”, ujar Munifah.
Materi pada pelatihan disampaikan oleh trainer Siti Syamsiah M.Si dari Polbangtan Bogor (Kementan), Henny Sulityorini M.Si dari Ditjenbun (Kementan), serta Rafnel Azhari M.Si (UNAND).
Ketiga trainer ini merupakan mahasiswa S3 Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, IPB University. Turut memberikan materi, Iwan Suryatno sebagai trainer dari pihak swasta yang berpengalaman dalam memberdayakan masyarakat sekitar tambang pada PT. Pesona Khatulistiwa Nusantara.
Siti Syamsiah memaparkan, bahwa output pelatihan ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penyuluh dalam hal penyelenggaraan penyuluhan partisipatif, pluralistik, sensitif gender, dan penyuluh mampu meningkatkan kemampuan KWT dalam perencanaan bisnis.
Monitoring dan evaluasi pasca pelatihan akan dilakukan melalui monthly survey. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana para penyuluh dapat menerapkan materi kepada KWT binaannya.
Sehingga pemberdayaan KWT melalui penyuluhan pertanian dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, penguatan jaringan dan kerjasama serta meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas mereka. (Syams)