230 Kasus PMK Hewan Ternak Ditemukan di Karawang

Dinas Temukan 230 Kasus PMK Hewan
Dinas Temukan 230 Kasus PMK Hewan Ternak di KarawangIlustrasi Hewan Ternak. (Istimewa)

KARAWANG — Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Karawang menemukan 230 kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Karawang. Hal itu setelah dilakukan pemeriksaan di 30 kecamatan yang ada di Karawang.

Kepala Bidang Peternakan, Dinas PKP Karawang, Handoko mengatakan, sejauh ini kasus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) hewan ternak di Karawang sudah terjadi di 18 Kecamatan dengan jumlah sekitar 230 ekor sapi.

Bacaan Lainnya

“Kasus virus PMK pada hewan di Karawang yang terjadi 18 Kecamatan kalau jumlah kasusnya sekitar 230 ekor sapi, rata-rata sapi ini yang didatangkan dari luar yang baru datang, memang kondisi baru datang sehat, tapi jarak 2-3 hari sakit kemungkinan disinyalir ditubuhnya membawa virus,” ujarnya.

Menurut Handoko, penanganan yang dilakukan pihaknya kepada hewan yang terjangkit virus PMK tersebut dengan memberikan multivitamin dan antibiotik. “Pemberian obat tidak cukup satu kali harus diulang 2 sampai 3 kali,” katanya.

Handoko menyampaikan, dengan kondisi merebaknya virus PMK pihaknya mengingatkan kepada seluruh peternak ketika mendatangkan hewan baru datang dari luar agar dipisahkan terlebih dahulu dari hewan yang sudah ada.

“Kalau kami hanya menyarankan ketika mendatangkan hewan ternak dari luar jangan dulu langsung dicampur dengan hewan yang sudah ada, minimal di isolasi terlebih dahulu selama 2 minggu dilihat perkembangannya apakah hewan itu bergejala kearah PMK atau tidak, yah kalau sehat baru dicampur,” tuturnya.

Adapun gejala-gejala hewan yang terjangkit virus PMK, dijelaskan Handoko diantaranya hewan tersebut demam, Salifasi ditandai air liur yang berlebihan. “Kemudian ada luka-luka dibagian moncong mulut, gusi, dibibir, dan kalau hewan yang sudah parah itu luka-luka dikaki dan dibawah kaki,” terangnya.

Dijelaskan, untuk penularan virus PMK pada hewan menurut Handoko bisa melalui udara dan kontak langsung antar hewan. “Bisa melalui manusia yang memang ngurus kandang, misalkan setelah memegang hewan yang sakit terus memegang hewan yang sehat, itu juga bisa membawa,” Ujarnya.

“Bisa juga melalui baju dan sepatu, makanya kandang-kandang yang sistem penerapannya bagus, kalau mengurus berpindah kandang harus ganti baju dan sepatu seperti itu” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *