Pilih Bandeng karena Khas Sidoarjo

Keluh kesah petambak bandeng direspons Era Sukowati Aisya dan Ihya’ Ulumuddin Ar-rayyan dengan melakukan penelitian. Yakni, penggunaan bahan ragi untuk meningkatkan pertumbuhan bandeng. Hasilnya, mereka meraih juara II dalam OPSI yang diadakan Kemendikbud.

FIRMA ZUHDI AL FAUZI

GURU pembimbing penelitian SMAN 3 Sidoarjo Endang Susilawati memanggil dua anak didiknya, yakni Era Sukowati Aisya dan Ihya’ Ulumuddin Ar-rayyan, ke ruang guru,(23/10). Ke duanya diminta menceritakan kelanjutan penelitian mereka tentang yeast dari Saccharomyces cerevisiae. Itu adalah jamurragi yang bisa digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan bandeng.

”Produk yeast ini sudah kami patenkan. Namanya B’pro,” kata Era. Selain itu, mereka mulai merancang pembuatan produk probiotik tersebut dalam bentuk serbuk.”Biasanya probiotik kan cair. Kami membuatnya dengan tepung roti,” ujarnya.

Inovasi tersebut merupakan kelanjutan dari penelitian mereka yang berhasil meraih juara II tingkat nasional dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2018 yang digelar Kemendikbud. Siswi kelahiran Kediri, 22 Februari 2001 itu menceritakan, ide penelitian tersebut muncul saat mereka berkunjung ke Desa Kalanganyar.

Di sana mereka bertemu salah seorang petambak bandeng. ”Orang tersebut mengeluhkan hanya bisa panen bandeng dua kali dalam setahun,” jelasnya.Dari masalah itu, mereka terpikir untuk membuat formula yang bisa meningkatkan pertumbuhan bandeng.”Kami pun meneliti kira-kira apa yang cocok untuk jadi solusi masalah tersebut,”lanjutnya.

Hasilnya, mereka membuat ragi tersebut. Mereka melakukan percobaan selama 14 hari. Dalam 14 hari, mereka mencoba memberi makan bandeng A dengan pakan yang sudah dicampur ragi. Sementara itu, pakan bandeng B tidak dicampur ragi. Setelah 14 hari, terlihat hasilnya.

Panjang bandeng yang diberi makan dengan campuran produk mereka bisa mencapai 1,48 cm. Yangtidak pakai probiotik hanya sepanjang 0,94 cm. ”Beratnya juga naik. Yang diberi probiotik naik 4,2 persen dalam 14 hari. Yang tidak diberi ragi hanya naik 2,63 persen,” ungkapnya.

Setelah percobaan itu, barulah mereka menyimpulkan bahwa tambahan ragi signifikan meningkatkan pertumbuhan bandeng. ”Kami fokus meneliti untuk pertumbuhan bandeng karena bandeng yang jadi khas Sidoarjo,” ucap Ihya’.

Beberapa penghargaan sudah mereka raih. Antara lain, juara Engineering Physics for Enviromental Innovation (Epsilon)UGM 2017 berkat penelitian biobaterai dari cangkang telur asin dan daun ketapang. Mereka pernah menjadi runner-up dalam ITB Insight 2017 berkat alat penetas telur tenaga surya.

 

(*/c20/ai)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *