Melihat Proses Syuting Film Ant-Mand and The Wasp di Pinewood Atlanta Studios, AS

Film terbaru tentang superhero Marvel Cinematic Universe, Ant-Man and the Wasp, hari ini dirilis di Indonesia. Syutingnya dilakukan pada Agustus-November tahun lalu di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Set film itu adalah yang terbesar yang pernah dibangun untuk film Marvel.

JANESTI PRIYANDINI, Georgia, AS

ALHAMDULILLAH. Lega. Akhirnya, embargonya sudah berakhir. Saya sudah diperbolehkan menulis ini. Sembilan bulan harus merahasiakan informasi itu berat. Beneran. Rasanya seperti sedang kangen-kangennya, tapi dilarang ketemu. He he…

September tahun lalu Jawa Pos mendapatkan kesempatan terbang ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, untuk meliput proses syuting film Ant-Man and the Wasp atas undangan Disney. Koran ini menjadi satu-satunya media dari Asia Tenggara yang diundang. Total, ada 13 media dari seluruh dunia yang diajak ke Pinewood Atlanta Studios, tempat syuting film itu.

Kamis, 21 September 2017, pukul 08.15 sebanyak 13 perwakilan media sudah hadir di lobi hotel The Westin Peachtree, tempat kami menginap. Megan Wasserman, publisis Disney, membagikan selembar kertas yang berisi perjanjian non-disclosure agreement (NDA) untuk ditandatangani. Itu bagian penting. Semua yang saya lihat dan saya dengarkan hari itu di lokasi syuting bersifat sangat rahasia. Tidak boleh diberitahukan kepada pihak lain hingga waktu yang akan ditentukan kemudian oleh Disney dan Marvel.

“Memotret dan merekam gambar dalam bentuk apa pun dilarang,” kata Wasserman, mewanti-wanti, sebelum kami naik mobil menuju Pinewood Atlanta Studios. Studio terbesar kedua di Amerika Utara itu cukup jauh dari pusat Kota Atlanta. Perlu 40 menit hingga kami melihat tulisan “Welcome to Pinewood Atlanta Studios”.

Mobil shuttle kami dihentikan petugas untuk melakukan pemeriksaan. Mereka meminta kami mengumpulkan kartu identitas. Saya pun mengambil e-KTP dari dompet, lalu memberikannya kepada petugas perempuan berkulit hitam itu. Sejenak merasa lega. Untunglah, e-KTP saya sudah tercetak. Enggak bisa membayangkan kalau saya hanya memiliki suket (surat keterangan) karena KTP elektronik belum jadi. Bisa-bisa yang lain boleh masuk, saya diminta menunggu di gerbang, he he he he…

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *