Sukabumi Dikepung Bencana

Pengendara sepeda motor terpaksa mendorong kenaraannya untuk melintasi jalan yang terendam banjir akibat meluapnya Sungai Cipanje Kecamatan Tegalbuled.

Selain longsor, Sungai Cibeber, Kecamatan Cicurug kembali meluap sehingga luapan air merendam sembilan rumah. Ketingian air yang masuk mencapai 3 meter. “Petugas gabungan juga tengah melakukan penanganan di lokasi kejadian, serta mengevakuasi para korban,” sebutnya.

Pada seluruh titik bencana, tidak terlapor adanya korban jiwa. Hanya saja, beberapa jiwa terpaksa harus mengungsi karena rumah yang dihuni tidak aman untuk ditinggali. “Korban jiwa belum terlapor, termasuk kerugian secara keseluruhan masih dalam penghitungan,” paparnya.

Bacaan Lainnya

Tak hanya longsor, bencana banjir juga menerjang wilayah Desa Buni Asih, Kecamatan Tegalbuleued. Salah seorang anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Tegalbuleud, Ramdhan Arif Firmansyah mengatakan, meski tidak ada korban jiwa, namun akibat banjir ini berdasarkan asessment sementara, sedikitnya 10 rumah warga telah terendam akibat dari luapan sungai Cipanje. “Banjir ini bermula saat wilayah ini diguyur hujan deras,” kata Ramdhan kepada Radar Sukabumi, Senin (26/10).

Bencana banjir di wilayah tersebut kerap terjadi dan sudah menjadi langganan setiap memasuki musim hujan. Ini terjadi karena hujan deras dan pasangnya air laut dari pantai Tegalbuleud. Sehingga, aliran air dari sangai Cipanje terhambat masuk ke laut.

“Iya, air dari sungai Cipanje tidak bisa masuk ke laut. Karena, kondisi air lautnya tengah pasang. Sehingga airnya kembali lagi ke muara Cibuni. Tidak lama setelah itu, meluap dan meredam rumah penduduk,” paparnya.

Akibat banjir tersebut, selain menerjang pemukiman penduduk, juga telah meredam sekitar 30 hektare lahan pesawahan warga. Selain itu, derasnya air luapan sungai Cipanje juga telah menyebabkan warga dari sejumlah perkampungan mulai dari Kampung Puncak Kadongdong, Cidadap dan Kampung Citapen tidak bisa melintas ke daerah Sukamaju Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbuleud.

“Pusat banjir berada di daerah Cipaten. Sementara untuk ketinggian air, mulai dari lutut orang dewasa sampai leher orang dewasa,” ujarnya.

Saat ini, kondisi banjir sudah kembali surut. Meski warga tidak ada yang dilakukan evakuasi, namun ia bersama pemerintah setempat tetap siaga dan waspada untuk mengantisipasi bencana banjir susulan.

Terlebih lagi, saat ini tengah memasuki musim hujan. “Kita masih berada dilapangan dan memantau kondisi air. Untuk jumlah kerugian belum kita ketahui, karena kita masih fokus dalam penanganan mitigasi bencana,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *