Semeru Ditutup hingga Maret

Luncuran awan panas Gunung Semeru terpantau dari Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12/2020). ANTARA FOTO/SENO

LUMAJANG – Erupsi Gunung Semeru selama Desember lalu membawa dampak begitu luas dan berkepanjangan. Tak hanya menyisakan kerusakan serta mengganggu aktivitas warga, kegiatan pendakian ke gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut juga dihentikan sementara.

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) memutuskan untuk menutup jalur pendakian Semeru hingga Maret mendatang. Pertimbangannya adalah cuaca serta potensi terjadinya dampak lanjutan pascaerupsi.

Kepala Subbagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS Syarif Hidayat menyatakan, jalur pendakian ke Gunung Semeru ditutup lantaran prediksi kondisi cuaca yang buruk. ”Bahkan menunjukkan potensi akan munculnya badai,” katanya.

Selain itu, penutupan tersebut dilakukan dalam rangka pemulihan atau revitalisasi ekosistem Semeru.

”Penutupan pendakian akan berlangsung sampai Maret 2021,” ujarnya.

Wisata pendakian Gunung Semeru sebenarnya sempat dibuka pada Oktober lalu. Namun, adanya aktivitas vulkanik yang fluktuatif membuat wisata pendakian kembali ditutup. Fenomena tersebut mengakibatkan luncuran lahar panas. Alhasil, pengelola memilih menutup wisata yang ditunggu para pendaki itu.

Sejatinya hingga kini sudah cukup banyak calon pendaki Semeru yang telah mendaftar. Semuanya telah melakukan pendaftaran secara online. Saat ini pihak TNBTS masih membahas lebih lanjut masalah tersebut. Belum dipastikan apakah biaya administrasi pendaftaran online yang sudah diserahkan pendaftar akan dikembalikan atau tidak. (raa/fid/c9/ris)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *