Hilang Setahun Janda Kaya Jadi Korban Pembunuhan, Ditemukan Tinggal Tulang, Kronologisnya Bikin Kesel

SUKABUMI — Setelah dikabarkan hilang setahun oleh warga, Seorang janda kaya Kasinem (65), yang merupakan tukang kredit keliling diduga menjadi korban pembunuhan, di Kampung Cimapag, RT 03/07 Desa Bumisari, Kecamatan Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saat ditemukan jasad korban sudah tinggal tulang belulang didalam lubang yang tak jauh dari rumah ketiga korban.

Awal terungkap, kasus pembunuhan tersebut terkuak oleh warga Desa Bumisari, yang penasaran karena korban dikabarkan hilang begitu saja sekitar satu tahun lalu. Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, korban diduga dibunuh oleh F (30) tahun, orang yang dekat dengan korban dan terlilit hutang kepada korban.    

Bacaan Lainnya

Dari informasi warga sekitar, Lukman Hakim (41) tahun bersama temannya abah Ajum (43) tahun, awalnya mendapatkan kabar, bahwa ada orang hilang warga Kampung Cipanengah, Desa Buanajaya, Kecamatan Bantargadung, Kabupaten Sukabumi. Namun sudah menetap atau pindah ke Desa Bumisari selama empat tahun lalu.   

“Awalnya mendapatkan informasi, obrolan warga bahwa ada orang hilang dan menyebutkan orang Buanajaya. Setelah ditelusuri pada 6 Februari 2021 lalu, di tempat tinggal yang lama (Desa Buanajaya) korban tidak memiliki saudara. Laporan dari staf desa, korban tinggal di Desa Buanajaya sudah 20 tahun dan dia yang mengurus surat kepindahannya juga,” kata Luman Hakim atau yang akrab disapa Abah Akim kepada Radar Sukabumi.        

Ia menyebut, profesi korban di sana sebagai tukang kredit barang dan suka meminjamkan uang ke warga, semakin penasaran, abah Akim bersama bah Ajum kemudian melanjutkan penelusurannya ke tetangga korban dan membenarkan korban menghilang satu tahun lalu.     

“Sehari sebelum hilang, korban ini bercerita ke tetangganya, bahwa dia sudah memarahi tersangka F. Sebab, mempunyai hutang kepada korban, nagih gitu. Lalu tersangka ini disuruh bersih-bersih rumah, benerin genteng, dan kalau ada keperluan lainnya,” ujar bah Akim.

Selain itu, sehari sebelum hilang korban datang ke tetangganya meminta singkong untuk sop dan keesokan harinya tidak terlihat atau keluar rumah. Bahkan yang biasanya bersih-bersih halaman rumah hari itu tidak terlihat.

“Awalnya tetangganya tidak ada kecurigaan dan berpikir sedang pergi. Setelah sekian lama gak ada, baru curiga dan dua minggu kemudian rumah korban dilihat oleh warga dan ternyata barang-barang kreditannya masih ada lengkap. Termasuk katel untuk merebus singkong juga masih ada,” paparnya.

Kemudian pada 7 Februari 2021, bah Akim mengaku pergi ke rumah RT setempat untuk melaporkan hilangya korban dan pada 9 Pebruari datang kembali ke rumah korban bersama RT dan hansip mengecek kembali rumahnya, termasuk ke dalam rumahnya.     

“Lalu ada informasi ada warga yang membeli barang-barang korban dari tangan pelaku, sekitar 8 sampai sembilan bulan lalu. Warga itu mengaku membeli katel besar, tong air biru, dan kain, katanya lelang dari korban. Kata yang membeli barang,” jelas dia.    

Kecurigaan semakin kuat, lalu temannya bah Akim, bah Ajum bersama kepada desa, babinsa, dan bhabinmas Jumat lalu mengajak pelaku di sebuah warung untuk dipintai keterangan. Sebab, jika di rumahnya khawatir menimbulkan kecemasan keluarga pelaku.

“Saat ditanyakan dia tidak mengetahuinya, tetapi gelagatnya berbeda. Nah, hari Jumat itu, warga bernama Usman saat melewati rumah kedua korban atau di TKP (korban memiliki tiga rumah satu di Desa Buanajaya dan dua di Desa Bumisari, yang sering ditempati di rumah pertama) sekitar 200 meter dari rumah pertama melihat gundukan tanah. Usman penasaran lalu di koreh-koreh (digali) dan menemukan rambut serta tulang-belulang,” imbuhnya.       

Usman kemudian segera melaporkan ke hansip bernama Dian (35) tahun dan menggalinya kembali, serta melaporkan ke bah Ajum, karena pada hari Jumat kades sedang tidak ada. Lanjut bah Akim, bah Ajum bersama hansip dan warga kemudian meminta keterangan kembali kepada pelaku dengan bukti foto serta rekaman video hasil galian di rumah korban.

“Ketika dipintai keterangan dan memperlihatkan foto serta video di rumah orangtuanya, baru mengakui bahwa dia telah membunuh Kasinem. Pelaku berdalih perbuatannya itu, karena terlilit hutang sebesar empat juta dan semakin hari semakin besar, kerena sehari berbungan 100 ribu. Padahal kalau pun korban meminjamkan tidak seperti itu meskipun ada bunganya,” bebernya.    

Pelaku kemudian di bawa ke kantor desa serta melaporkan kejadian itu ke Polres Sukabumi. “Kalau TKP membunuh korban belum tahu apakah di rumah pertama atau kedua. Tulang yang ditemukan juga tidak utuh. Mungkin ketika dipintai keterangan pertama, dia langsung menggali lagi dan membuang sebagian tulang korban,” tandasnya.   

Sementara itu, Dian (hansip) yang menggali lubang ditemukannya tulang dan rambut mengaku, kaget dan mencium bauk busuk. “Yang digali kedalaman satu meter, kemudian digalian kedua tidak ditemukan apa-apa lagi. Mungkin sudah dipindahkan oleh pelaku, kalau yang menggali empat orang.     

Usai menggali Dian mengaku langsung melaporkan ke Desa Bumisari dengan membawa hasil galian di rumah korban. “Tulang yang ditemukan jari-jari kecil sama rambut, tulang itu dimasukan ke plastik dan dibawa ke Rs Sekarwangi,” pungkasnya.(cr1/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *