Dikepung Tambang Pasir, Warga Cimangkok Sukabumi Rasakan Dampak Krisis Air Bersih

KRISIS AIR BERSIH: Warga Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, saat antri mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah Desa Cimangkok, belum lama ini.(foto : ist)
KRISIS AIR BERSIH: Warga Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, saat antri mendapatkan bantuan air bersih dari pemerintah Desa Cimangkok, belum lama ini.(foto : ist)

SUKABUMI — Ratusan Kepala Keluarga (KK) di wilayah Desa Cimangkok, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, mengalami krisis air bersih. Selain fenomena El Nino, maraknya aktivitas tambang pasir di wilayah tersebut, menjadi faktor penyebab, daerah tersebut mengalami krisis air bersih.

Kepala Desa Cimangkok, Erik Suparman kepada Radar Sukabumi mengatakan, semenjak memasuki musim kemarau, ratusan KK di wilayah desa yang tengah dipimpinnya itu, menghadapi krisis air bersih yang serius.

Bacaan Lainnya

“Iya, penyebabnya selain kemarau juga akibat aktifitas tambang pasir. Dampaknya, warga desa menghadapi kesulitan mendapatkan pasokan air bersih yang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari mereka,” kata Erik kepada Radar Sukabumi Kamis (14/09/2023).

Dari semua kedusunan yang ada di wilayah Desa Cimangkok, sambung Erik, terdapat dua kedusunan yang kini tengah mengalami krisis air bersih. Yakni, Kedusunan Panarosan dan Kedusunan Cimanggu.

“Berdasarkan data yang tercatat, ada sekitar 300 KK atau 900 jiwa yang kini tengah mengalami krisis air bersih itu,” ujarnya.

Dalam beberapa bulan terakhir, warga telah berusaha menangani krisis air dengan berbagai cara yang memadai. Beberapa warga desa telah berburu sumber-sumber air terjauh untuk memenuhi kebutuhan mereka. Namun, tantangan-tantangan tersebut terbukti berat dan tidak efektif dalam jangka panjang.

“Kalau warga yang mampu, mereka suka membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tapi, kebanyakan warga disini memburu air itu dengan cara memanfaatkan air resapan dari bekas galian tambang pasir,” tandasnya.

Masih kata Erik, setiap tahunnya di dua kedusunan yang ada di wilayah Desa Cimangkok ini, dapat dipastikan akan mengalami krisis air, khususnya saat memasuki musim kemarau. Pada musim kemarau tahun ini, pemerintah Desa Cimangkok sudah mendistribusikan sebanyak 5 tangki air bersih untuk ratusan warga di wilayah tersebut.

“5 tangki air itu, paling cukup hanya sampai 2 hari. Nah, hari ini pun sudah ada laporan lagi ke desa, bahwa warga sedang kesulitan air untuk mandi,” paparnya.

Bukan hanya itu, pemerintah Desa Cimangkok juga sudah berupaya menanggulangi krisis air bersih itu, dengan melakukan pembangunan sumur bor sebanyak dua titik. Namun, sumur bor tersebut airnya tidak mencukupi untuk didistribusikan ke pemukiman penduduk.

“Insya Allah, tahun depan akan kita anggarkan kembali untuk pembangunan sumur bor di lokasi krisis air bersih,” tandasnya.

Di lokasi dua kedusunan ini, kerap mengalami darurat air bersih. Lantaran, lokasi pemukiman warga yang berada di bawah perbukitan itu, telah dijadikan sebagai tempat aktivitas tambang galian pasir.

“Di bukit Kedusunan Cimanggu itu, dulunya ada dua perusahaan yang melakukan tambang pasir. Tapi, sekarang yang aktif hanya satu perusahaan,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *