Dapuran Kipahare Sukabumi Minta Arteria Dahlan Dipecat

Irman Firmansyah Sejarawan Sukabumi
Irman Firmansyah Sejarawan Sukabumi

SUKABUMI – Pernyataan Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan mengundang kecaman dari berbagai pihak.

Komentarnya terkait permintaan yang kontroversial yakni meminta Kejaksaan Agung mencopot Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) karena sempat menggunakan bahasa Sunda dalam rapa, dinilai menyakiti masyarakat Sunda.

Bacaan Lainnya

Ketua Yayasan Dapuran Kipahare, Irman Firmansyah mengatakan komentar Politisi Partai PDI Perjuangan ini sangat menyinggung orang Sunda.

Untuk itu, sebagai salah seorang budayawan, dirinya meminta agar anggota DPR RI ini meminta maaf.

“Kami bersama budayawan Sunda lainnya meminta agar anggota DPR RI tersebut meminta maaf.

Jika hal itu tidak dilakukan, kami minta agar anggota tersebut dipecat. Karena sikap tersebut dapat memecah-belah bangsa kita.

Karena orang Sunda pasti akan tersinggung dengan pernyataan seperti itu. Karena itu sangat tidak menghormati,” tegasnya.

Menurutnya, apa yang dilontarkan Arteria Dahlan tidak menghormati kearifan lokal. Kearifan lokal itu harus dijunjung apalagi saat ini konsep kemajuan kebudayaan salah satunya bahasa.

“Artinya, dalam keragaman budaya, bahasa itu sangat penting. Karena hilang bahasa, maka akan hilang budaya,” ungkap Irman.

Lanjut Irman, salah satu ciri budaya itu dari bahasanya. Dalam kontek kemajuan kebudayaan, ada istilahnya pengarus utamaan kebudayaan.

Dibeberapa instansi seharusnya disarankan ada pengintegrasian budaya ke dalam proses baik secara pelatihan, maupun secara pormal.

“Jadi, siapapun dipersilahkan selagi tujuannya untuk mengangkat budaya masing-masing. Ini yang menjadi kontra produktif terkait pernyataan dia (Arteria Dahlan).

Harusnya memang dipersilakan berbahasa lokal, sepanjang audiensnya juga semua mengerti bahasa itu (Sunda).

Ini melihat dari sudut pandang ke Indonesiaan itu keliru. Misalkan dalam rapat DPR yang dihadiri beragam budaya, kita memang menggunakan satu bahasa sebagai bahasa persatuan,” cetus Irman.

Dapur Kipahare, sambung Irman, bakal melakukan koordinasi dengan budayawan Sunda lainnnya.

Namun sejauh ini, belum ada rencana melakukan audensi. “Kami melakukan dukungan di WA Grup dan Medsos terkait sikap para budayawan lainnya.

Namun, jika tidak ada pernyataan maaf, kami juga akan segera turun. Apakah dengan turut mendatangai, ataupun melayangkan pernyataan resmi,” pungkasnya.

Sebelumnya, sikap Arteria Dahlan sendiri terjadi saat Komisi III DPR menggelar rapat kerja bersama Kejagung, Senin (17/1). Jaksa Agung ST Burhanuddin juga hadir dalam rapat tersebut.

Awalnya, Arteria meminta agar jajaran Kejaksaan Agung bersikap profesional dalam bekerja. “Saya minta betul kita profesional, saya sama Pak JA (Jaksa Agung) ini luar biasa sayangnya, Pak,” kata Arteria saat rapat kerja.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *