Fakta Terbaru, SW Bunuh Anak Angkat NP, Karena Takut Ketahuan

SUKABUMI – Sedikit demi sedikit fakta baru terkait pembunuhan sadis terhadap NP gadis asal Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, mulai terkuak. Ternyata, SW alias Yuyu (40) tega anak angkatnya bukan karena cemburu kedua anaknya RG (16) dan RU (14) berhubungan badan dengan NP.

Melainkan, Ibu angkat gadis malang ini, rupanya tega menghabisi NP karena khawatir aksi penyimpangan seksual yang dilakukan bersama kedua anaknya ini terendus oleh suaminya DY (60). Hal ini, diaungkapkan Dokter spesialis kejiwaan RSUD R Syamsudin, Tommy Hermansyah.

Bacaan Lainnya

“Dari hasil wawancara yang kami lakukan dengan ketiga pelaku, SW menghabisi korban dibantu RG karena khawatir korban membocorkan penyimpangan seksual insesnya kepada suaminya. Karena memang aksi yang menyimpang itu, sering dilakukan pelaku saat suaminya diluar rumah,” ungkanya kepada Radar Sukabumi, kamis (26/9).

Kepada Tommy, pelaku mengakui saat hari kejadian pembunuhan, Yuyu dan RG kembali melakukan hubungan suami istri disamping korban yang awalnya dikira sudah tidak bernyawa. Tapi ternyata, NP tiba-tiba sadar dari pingsannya dan melihat aksi tidak senonoh ibu dan anak tersebut. Selanjutnya, NP dicekik kembali hingga nyawanya melayang.

“Jadi pengakuannya, ini karena takut dibocorkan saja kepada suami pelaku. Sehingga tega menghabisi nyawa korban dan membuangnya ke sungai,” lanjutnya.

Disebutkan Tommy, secara kejiwaan ketiga pelaku tidak mengalami kelainan. Adapun prilaku menyimpang yang dilakukan SW bersama kedua anaknya ini, karena terpengaruh video porno yang kerap ditonton dari telepon pintarnya. Selain itu, didorong hasrat seksual yang tinggi dari SW karena suaminya tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan itu.

“Secara kejiwaan sehat. Tapi secara psikologis memang bermasalah, dan ini perlu penanganan psikiter, terutama terhadap dua anak itu. Perilaku seks inses tersebut lebih didorong oleh faktor moral dari SW yang kemudian memaksa kedua anak laki-lakinya untuk menjadi pemuas nafsu. Termasuk juga faktor lingkungan dimana ketiga pelaku ini memang suka mengkonsumsi video porno dari ponsel pintar,” beber Tommy.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *