Parkir Mini Market di Sini Mau Dikuasi Ormas

RADARSUKABUMI.com – Dampak demo sejumlah organisasi masyarakat (ormas) di Kota Bekasi pada 23 Oktober 2019 menuai kontroversi di kalangan publik. Pro-kontra bermunculan.

Pihak yang pro berpendapat anggota ormas adalah putra daerah yang mesti diberdayakan. Sementara pihak kontra berpendapat aksi ormas tersebut adalah kegiatan yang meresahkan dan merugikan masyarakat.

Bacaan Lainnya

Kabar itu ternyata sampai pada Peter F. Gontha, mantan duta besar Indonesia untuk Polandia yang juga seorang pengusaha. Hal itu ia ungkapkan dalam posting Facebook-nya, Minggu, 3 November 2019 malam.

Ia mengunggah video ketika Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Bekasi, Aan Suhanda, berbicara di hadapan ratusan massa ormas saat demonstrasi Aliansi Ormas Bekasi di Jalan Raya Narogong pada 23 Oktober 2019.

Peter F. Gontha menulis para investor (luar negeri) menelepon duta besar mempertanyakan hal itu. Ia menyampaikan rasa keprihatinan terhadap kondisi Bekasi yang ia sebut bisa menjadi seperti Meksiko, Brazil, serta negara Amerika Latin.

Posting status Peter F. GonthaPosting status Peter F. Gontha
Pada pukul 22.30 WIB, posting-an Peter F. Gontha dibagikan 154 orang lebih dengan jumlah komentar 130 dan 3.000 kali dilihat.

Seorang pedagang usaha kecil dan menengah (UKM) di mini market bilangan Rawa Lumbu, Kota Bekasi, mengeluhkan penurunan omzet. Sejak mini market-nya dijaga juru parkir dari pihak ormas, ia merasakan perbedaan yang signifikan.

Dua hari sebelum juru parkir hadir, ia mengaku mengantongi omzet Rp228.000 dan Rp257.000. Tetapi, 2 hari setelah juru parkir ada, omzet-nya menurun drastis menjadi Rp97.000 kemudian Rp81.000 pada 22 dan 23 Oktober 2019.

“Sekelompok ormas datang dan meminta jatah lahan parkir dengan kepala toko dengan sedikit memaksa. Karena kepala toko sempat menolak adanya parkir. Khawatir jadi sepi mini marketnya,” ucapnya sewaktu diwawancarai pada 25 Oktober 2019.

Tercatat, ada 606 minimarket di Kota Bekasi dengan berbagai jenama seperti Alfamart, Indomart, Alfamidi, dan sebagainya.

Jika satu minimarket saja menyerap biaya parkir Rp100 ribu per hari maka diasumsikan menghasilkan sekitar Rp1,8 miliar per bulan atau sekitar Rp21 miliar per tahun.

Angka Rp100 ribu per hari itu dihitung dari Rp2 ribu setiap kali parkir dengan rata-rata kunjungan minimarkert sebanyak 50 konsumen.

Faktanya, sejumlah tukang parkir minimarket di Kota Bekasi yang ditemui PojokBekasi.com dalam tiga hari terakhir ini mengaku bisa mengantongi minimal Rp250 ribu dalam 12 jam.

“Pernah kami mendapatkan Rp750 ribu dalam satu hari atau sejak mini market ini buka,’’ kata Unang yang biasa berjaga bersama empat rekannya di sebuah minimarket di bilangan Rawa Lumbu.

Namun tidak semua hasil parkir bisa dibawa pulang. Tapi ada yang harus diserahkan untuk kas sebuah organisasi. Kas organisasi itu biasanya diperuntukan untuk kebutuhan operasional organisasi.

“Bahkan beberapa kali juga kas organisasi itu kita pakai untuk santunan anak yatim,’’ kata Junaedi yang biasa mangkal di sebuah minimarket di Kalimalang.

Petugas parkir di minimarket lainnya mengisahkan, dalam satu bulan bisa mengantongi paling sedikit Rp3 juta. Itu pun kalau bertugas setiap hari.

(pojokbekasicom/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *