Melihat Wanita Penjual Cilok yang Menggantikan Suami

Saminem, penjual cilok asal Kampung Cikukulu, RT 7/2, Desa Cisande, Kecamatan Cicantayan saat melayani pembeli.

Suami Stroke, Anak Masih Sekolah, Kebutuhan Pun Tak Bisa Ditunda

Kegigihan Saminem demi menghidupi keluarganya patut diajungi jempol. Meskipun usianya sudah renta, namun ia tidak pernah patah arang demi mendapatkan rupiah agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Enam tahun, tentunya bukan waktu singkat menggantikan peran suaminya yang kini stroke.

Bacaan Lainnya

Rendi Rustandi, Cicantayan

WANITA yang lahir pada 50 tahun silam itu masih setia dengan kerudung abu-abunya. Di bahunya, sebuah beban yang cukup berat menjadi ladangnya untuk mengais rezeki.

Gerobak cilok yang biasa dipikul sang suami, sudah enam tahun tak lepas dari pikulannya. Kebutuhan hidup sehari-hari, yang memaksa ia harus kuat seperti lelaki dan tegar seperti batu karang.

Hari itu, wartawan Radar Sukabumi bertemu dengannya. Suaranya masih terdengar lantang, menjajakan barang dagangannya. Tak terlihat sedikitpun wajah penyesalan di raut ibu dua anak itu.

Menikmati, sepertinya yang ia rasakan saat itu. “Cilok cilok,” ucap Saminem dengan lantang.

Wanita asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah itu menghentikan langkahnya ketika ada warga yang membeli. Pewarta pun langsung mendekatinya. Dengan piawai dan ramah, Saminem melayani para pembeli.

Senyum yang tulus, selalu ia lemparkan kepada pembeli. Salut, itulah kata yang pantas buat dia.

Percakapan antara pewarta dengan Saminem pun dimulai. Di tengah-tengah kesibukannya, Saminem mengaku ikhlas dengan perannya yang sekarang ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *