Toko Aas Cibatu Langganan Akpol

SUKABUMI – Toko Golok Pusaka milik Aas Asari yang berada di Jl. Siliwangi, Cibatu, Kabupaten Sukabumi ini sudah puluhan tahun memproduksi pedang, golok, samurai dan berbagai macam atribut TNI maupun Polri.
Bahkan, produk yang dihasilkannya pun sudah tenar hingga ke seluruh daerah di Indonesia.

Pemilik Toko Golok Pusaka Aas Asari mengatakan, sejak dulu kawasan Cibatu, Cisaat ini terkenal akan pandai besinya. Dari sederet toko yang ada di sini, hanya tokonya yang membuat peralatan lengkap berbahan baku besi.

Bacaan Lainnya

“Ya hanya toko kami yang memproduksi aneka peralatan mulai dari pedang, golok, samurai dan berbagai macam atribut TNI maupun Polri,”tutur Aas saat ditemui Radar Sukabumi di bengkelnya, Jumat (21/9).
Pria paruh baya yang akrab disapa Pak Haji itu menceritakan, dirinya sudah terjun ke dunia bisnis ini sejak tahun 70-an.

“Udah dari waktu masih muda, dulu sekitar tahun 70-an bapak ikut kerja sama tetangga pengrajin golok, Alhamdulillah tumbuh di lingkungan industri, karena daerah sini kan lumayan banyak pengrajin golok,”ucapnya mengenang masa lalu.

Hingga hari ini, usahanya terus berjalan. Aas memberdayakan tetangga sekitar untuk ikut bekerja dengannya. Jumlah pekerjanya ada enam orang, namun bisa bertambah hingga 16 orang ketika menerima pesanan dalam jumlah yang banyak.

Beberapa waktu lalu pernah terima pesanan dari Akademi Kepolisian (Akpol), bikin gesper untuk sabuk sekitar 10 ribu pcs.

“Produk kita menjadi langganan Akpol, alhamdulillah bisa mengajak tetangga sekitar untuk ikut bekerja di sini,”lanjut Aas.

Menurutnya, orderan terbesar datang dari TNI dan Polri. Biasanya yang mereka pesan mulai dari atribut, lencana, pin, pisau dan juga pedang untuk upacara.

“Lebih banyak pesanan untuk atribut, kalau golok sih jarang yang beli. Kalau atribut selalu ada pesanan, sering juga bikin pedang yang dipakai untuk hari upacara,”jelasnya.

Tidak hanya besi, Aas juga menggunakan timah dan logam dalam setiap produksi. Kendala yang dialaminya adalah ketika ia sudah menerima pesanan dengan jumlah yang cukup banyak, pihak toko menaikan harga bahan baku tersebut, sehingga dengan terpaksa Aas pun harus kembali bernegosiasi dengan pelanggannya untuk menaikan harga jual.

“Untuk pemasaran, kami tidak memasang iklan atau memanfaatkan Sosial Media (Sosmed). Konsumen tahu kita dari mulut ke mulut,”paparnya.

Aas sudah menerima banyak pesanan. Meskipun usianya tidak lagi muda, namun semangat bekerjanya masih tetap membara.

“Ya kalau bapak mah kerja nggak pernah dijadikan beban, jadi kerja juga dinikmati aja karena kerja itu kan ibadah otomatis menjalankannya juga senang,”terangnya.

Berkat usahanya itu, dirinya berhasil menguliahkan ketiga anaknya.

“Meskipun bapak dulu tidak tamat SD, tapi anak-anak bapak harus terjamin pendidikannya,”tegasnya.
Kedepan, ia berharap memiliki toko yang letak lebih strategis berada di pinggir jalan, agar bisa memajang produk buatannya dan dilihat banyak orang.

“Tapi sewa toko di pinggir jalan itu sangat mahal, jadi selama berpuluh-puluh tahun bapak membuka bengkel di rumah saja,”tandasnya.(pkl2/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *