Ortu Korban Polisikan Guru Tampar Siswa, Begini Kronologinya…

PURWOKERTO – Oknum guru tampar siswa di SMK Kesatrian Purwokerto, Jawa Tengah dilaporkan ke polisi oleh orang tua korban. Laporan dibuat oleh ibu korban di Mapolres Banyumas, Kamis (19/4) kemarin.

“Benar, sudah dilaporkan oleh ibu kandung korban,” ucap Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK melalui Kasatreskrim AKP Djunaedi SH.

Bacaan Lainnya

Dia menegaskan, setelah menerima laporan tersebut, kepolisian langsung bertindak cepat. Yakni dengan mengumpulkan barang bukti dan meminta keterangan para saksi. “Kami akan mempelajari dan menyelidiki kasus ini,” tegasnya.

Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMK Kesatrian Purwokerto, Inayah Rahmawati membenarkan video oknum guru tampar siswa yang viral di media sosial terjadi di sekolahnya.

Menurutnya, peristiwa itu terjadi pada Kamis (19/4) kemarin. Insiden itu membuat Inayah Rahmawati kaget. Pasalnya, sang guru yang tampar siswa dikenal santun.

“Ini benar-benar di luar dugaan. Sebuah pembelajaran bagi kami,” katanya.

Kronologi Guru Tampar Siswa

Inayah Rahmawati membeberkan kronologi oknum guru tampar siswa. Menurut Inayah, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 08.30 saat pelajaran Teknik Komputer Jaringan (TKJ).

Berita Terkait : Guru Tampar Siswa SMK, Keras Banget! Viral di Medsos

Saat itu siswa yang ditampar di dalam video berinisial L belum masuk ke dalam kelas. Padahal, guru TKJ yang berinisial LK sudah berada di dalam kelas.

Beberapa saat kemudian, L masuk ke dalam kelas. Guru LK yang mendapati siswanya terlambat segera memberikan hukuman. Dia menampar L di depan kelas.

“Awalnya sudah masuk pelajaran, tapi L masih di kantin jadi telat,” lanjut Inayah.

Sebenarnya, kata Inayah, kemarahan guru ini lantaran akumulasi kelakuan L sejak setahun lalu.

“Siswa yang saat ini duduk di kelas 11 ini sudah sering melakukan kesalahan. Seperti tidak mengerjakan tugas, sering bolos, dan tadi (kemarin) puncak kemarahan guru tersebut,” ujarnya.

Meski begitu, pihak sekolah menyayangkan tindakan guru LK. “Kami sudah menyelesaikan permasalahan ini semua melalui mediasi. Guru sudah diberi pembinaan, lalu siswa juga akan kami periksakan ke dokter. Makannya saya kaget ternyata sudah menyebar di medsos,” tuturnya.

Sementara perekam video yakni DF yang juga teman sekelas L mengatakan, dirinya memang diperintahkan guru LK untuk merekam hukuman tersebut. Rencananya video tersebut hanya untuk pembelajaran intern dan diunggah di grup kelas.

“Awalnya diperintah guru untuk merekamnya lalu dishare ke grup kelas. Tapi siapa yang menyebarkannya saya tidak tahu,” tuturnya.

Sembilan Murid Jadi Korban

Ternyata bukan hanya satu murid yang telah ditampar oleh LK. Setelah diselidiki, ada sebanyak sembilan anak yang menjadi korban guru Teknik Komputer Jaringan (TKJ) SMK Kesatrian Purwokerto tersebut.

Berita Terkait : Ternyata Korban Siswa Ditampar Keras Guru Banyak, Ni Videonya

Saat ini sembilan anak tersebut didampingi pengacara Happy Sunaryanto. Saat dihubungi Radarmas tadi malam, Happy mengatakan, sembilan anak tersebut tengah menjalani pemeriksaan di Polres Banyumas. Termasuk guru yang menampar mereka.

“Saat ini baru empat anak yang diperiksa. Semuanya nanti diperiksa secara bergiliran. Sementara si oknum guru tengah menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA),” terangnya.

Namun begitu pihaknya belum mau menjelaskan terkait status oknum guru tersebut.

“Sementara kami tidak bisa mendahului hasil penyelidikan. Kami hanya mendampingi sembilan anak ini, yang ditakutkan nantinya terjadi trauma pada anak,” jelasnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menyebarluaskan video kekerasan yang terjadi di SMK Kesatrian Purwokerto.

Menurutnya video tersebut dapat membuat takut kalangan anak yang masih di bawah umur.

DPRD Kecam Oknum Guru Tampar Siswa

Di bagian lain, Komisi D DPRD Banyumas menyatakan mengecam keras tindakan oknum guru di SMK Ksatrian yang menampar siswanya. Akibat perbuatan tersebut, selain berdampak buruk bagi anak juga telah mencoreng nama baik dunia pendidikan Banyumas.

“Kekerasan dalam mendidik akan berdampak buruk bagi siswa. Dan tentunya insiden tersebut jelas mencoreng nama baik dunia pendidikan di Banyumas, ” kata Yoga Sugama, Anggota Komisi D DPRD Banyumas.

Ia mengatakan, pengunaan kekerasan sudah keluar dari fungsi dan tupoksi seorang guru sebagai pendidik. Di era saat ini, guru memang harus bekerja ekstra, berkreasi serta mengupgrade dirinya agar mampu mendidik siswa.

(radarmas/ali/mif/hkm/dis/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *