Mengokohkan Kontruksi Kebangsaan Dengan Mengoptimalkan Nilai-nilai Budaya

Andi Supriadi (Aktivis Lingkungan & Pemerhati Budaya)

Oleh : Andi Supriadi
(Aktivis Lingkungan & Pemerhati Budaya)

INDONESIA merupakan negara multikultural yang terdiri dari beragam suku, agama, budaya, kepercayaan, dan adat istiadat. Dengan sejarah yang cukup panjang, terciptalah suatu kesepakatan bersama untuk membangun suatu bangsa atas dasar keberagaman tersebut.

Penderitaan panjang yang dialami rakyat nusantara akibat penjajahan telah mendorong lahirnya ikatan emosional sebagai saudara seperjuangan dalam menata tatanan suatu negara, yang bernama Indonesia. Namun demikian, sebagai negara multietnis, tentu ada celah kerawanan yang bisa dimanfaatkan pihak lain untuk mengacak-ngacak komitmen kebersamaan yang selama ini kita bangun.

Radikalisme, intoleransi dan separatisme, kita perhatikan akhir-akhir ini kadang menyeruak ke permukaan. Tentu ini bukan hal yang spontan terjadi begitu saja. Ada pra-kondisi yang diciptakan terlebih dahulu. Dan gejalanya hampir sama dari kurun waktu ke waktu, yaitu masyarakat dibuat tidak bangga dan melupakan ajaran kearifan lokal budaya sendiri, agar lambat laun tergantikan dengan doktrin budaya luar.

Padahal dengan mempertahankan dan mengoptimalkan nilai-nilai luhur budaya bangsa kita sendiri, tentu akan menguatkan kontruksi kebangsaan kita yang memang dari awalnya terbangun dari kerangka kesadaran kolektif bahwa negara kita merdeka dan terbentuk dari hasil jerih payah, modal kekuatan serta perjuangan bangsa sendiri dan bukan merupakan hadiah pemberian dari pihak lain.

Hari ini bisa kita lihat, bila kita lengah sebentar saja, banyak hal yang sekurang-kurangnya dapat menggiring kita agar mudah kehilangan kepercayaan kepada kekuatan dan kemampuan bangsa sendiri. Mari kita pantaskan bangsa ini dengan budaya dan peradaban sendiri, agar kedamaian berbangsa dan bernegara itu hadir tanpa rekayasa. Agar persaudaraan dan kekeluargaan itu mengemuka tanpa syarat.

Agar persatuan dan kesatuan bangsa itu tumbuh dan berkembang tanpa hambatan, yang dengannya kita berharap sumber-sumber pemecah belah bangsa kita dapat menepi dengan sendirinya dan bibit-bibit mundurnya peradaban kita akan berlalu dan menjaujh, serta Indonesia dapat bergerak maju ke arah kehidupan politik yang mencerdaskan, ekonomi yang mengsejahterakan dan budaya yang memajukan.

Jangan hinakan bangsa kita Sendiri

Ada benang merah yang bisa kita dapatkan dengan mempelajari ke Indonesiaan kita. Di seluruh daerah di Indonesia, bisa kita pastikan bahwa nilai-nilai luhur budaya kita telah bisa kita andalkan untuk mencegah terjadinya dis-oriientasi bangsa yang tengah mengancam negara kita.

Dengan merevitalisasi nilai-nilai budaya kita sendiri pada masa kini, tentu kita semua akan semakin sadar, bahwa solusi bagi seluruh permasalahan bangsa ini, sebetulnya telah ada dan nampak di tengah kehidupan budaya kita sendiri.

Mari kita sebut satu contoh saja bagaimana etika kepada yang berbeda agama dengan kita dalam tradisi budaya kita. Dalam kearifan budaya bangsa kita, kita diajarkan untuk tidak memaksakan keyakinan atau agama kita kepada orang lain.

Tidak boleh menghardik agama dan keyakinan yang dianut orang lain, tidak boleh mencela Tuhan yang disembahnya, tidak boleh mengganggu peribadatan mereka, tidak boleh menghina kitab suci, isi ajaran serta pemuka-pemuka agama orang lain, tidak boleh merusak tempat-tempat peribadatannya. Harus menjaga hubungan baik dengan tetangga, teman, saudara dan berbuat baik kepada siapapun, baik yang seagama maupun tidak seagama.

Masih banyak hal lain yang bisa kita petik dan terapkan dalam konteks nilai kearfian budaya kita yang masih relevan dalam mengatasi berbagai persoalan bangsa saat ini. Namun pada intinya, mari kita kembali mengedepankan nilai-nilai luhur budaya Indonesia, seperti yang telah dicontohkan oleh pada pendiri bangsa ini untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *