Pendidikan Indonesia Semakin Gawat

Syamsiah/INDOPOS URUN REMBUK: Praktisi dan Pendiri SMSG Najelaa Shihab, di Jakarta, Senin (18/2).

JAKARTA – Praktisi pendidikan Najelaa Shihab menyebut, perbaikan akses memberi kesempatan anak untuk sekolah. Namun, saat berada di ruang kelas dijejali informasi mudah didapat dengan teknologi.

Saat ini, peningkatan kualitas belajar-mengajar masih sebatas pada upaya pemenuhan tujuan terlalu rendah yaitu meningkatkan pencapaian nilai ujian atau demi mengungkit data statistik di permukaan.

Bacaan Lainnya

”Kualitas belum membincang kebutuhan asasi manusia, pengembangan individu secara utuh untuk menjawab kebutuhan abad 21, atau memupuk insan siap berkontribusi untuk negeri ini.

Pemerataan yang diupayakan dalam kenyataannya kerap kekurangan sumber daya atau terjebak dalam sistem penganggaran,” tutur Pendiri Semua Murid Semua Guru (SMSG) Najelaa Shihab, di Jakarta, Senin (18/2).

Najelaa memberikan beberapa prinsip harus dipraktikkan dalam mendagunakan pendidikan. Di antaranya menciptakan proses belajar sepanjang hayat, memberdayakan semua pelaku dan peran, menghargai keberagaman, berkolaborasi secara terbuka, dan mempraktikkan standar baik.

”Berkaca pada gawat darurat pendidikan Indonesia, seluruh pemangku kepentingan harus berkontribusi, jangan saling menyalahkan, tapi harus bekerja sama dalam menyelesaikan masalah pendidikan,” tegas Najelaa.

Inisiatif diluncurkan HDI dan Julianto Eka Putra lewat SMA SPI sebuah proyek percontohan kolaborasi dapat menyelesaikan masalah darurat pendidikan di Indonesia.

Bagaimanapun, semangat aksi kolaborasi semacam itu masih harus ditumbuhkan di daerah lain di Indonesia oleh lebih banyak pemangku kepentingan. Itu penting supaya bisa mencegah generasi selanjutnya jatuh dalam kondisi gawat darurat pendidikan.

(yah)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *