Juara 3 Duta Jamu

PERSIAPAN Putri Rania Taqqiya Andjani mengikuti ajang Duta Jamu tingkat Jawa Tengah akhir pekan lalu cukup singkat. Dia hanya memiliki waktu satu hari untuk mempersiapkan persyaratan dan mencari materi. Meski begitu, gadis ini berhasil meraih posisi tiga besar di ajang yang digelar di Rembang tersebut.

Dara kelahiran Jepara, 11 Februari 2000 tersebut menceritakan, dia ditunjuk Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jepara beberapa hari sebelum pemilihan Duta Jamu itu digelar. ?Ada berbagai persyaratan untuk mengikutinya dan saya siapkan itu satu hari sebelum pelaksanaan,? katanya kepada Jawa Pos Radar Kudus.

Perempuan yang tinggal di Jalan KH Wahid Hasyim RT 2/RW 4, Desa Senenan, Tahunan ini menjelaskan, salah satunya Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).?Jadi H-1 saya baru buat SKCK. Setelahnya baru cari-cari materi? tuturnya.

Putri pasangan Muhammad Nazaruddin Akibara dan Anis Ferina Safari ini melanjutkan, dia sama sekali tidak memiliki pengetahuan tentang jamu. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari informasi di internet. ?Sebelumnya belum pernah ikut even tentang jamu,? urainya.

Mengenai kostum yang dipakainya, Taqqiya menjelaskan, kebaya disiapkannya sendiri. Sementara yang lainnya seperti selendang, dunak dan capingnya sudah dipesankan dinas dari seniman Jepara Bayu Supriyanto.?Untuk make up dari mama saya,? jelasnya.
Saat lomba, anak pertama dari empat bersaudara ini mendapat nomor peserta 8.

?Semua finalis diminta mempresentasikan jamu dari daerah masing-maisng. Saya sempat bingung karena peserta lain sudah sangat matang memperkenalkan jamu dari daerah mereka masing-masing. Sementara dia hanya belajar tentang jamu-jamu umum,? urai pelajar di SMAN 1 Jepara ini.

Tak hanya itu, kriteria penilaian juga tak hanya pengetahuan tentang jamu tetapi juga harus bisa dialek Jawa Tengah serta pengetahuan tentang pariwisata. ?Saya memperkenalkan tiga sektor kepariwisataan di Jepara seperti sektor alam yaitu Karimunjawa, kemudian sektor kerajinan seperti tenun Troso dan seni ukir, dan terakhir saya mengangkat minuman khas Jepara yaitu adon-adon coro,? kata perempuan yang merupakan runner up Duta Wisata Jepara 2017 ini.

Penampilan itu berhasil membawanya masuk 10 besar dan dia harus kembali menjawab pertanyaan. Dia menjawab pertanyaan dengan baik dan lolos lima besar. ?Pada lima besar itu saya diminta minum jamu dan diminta menyebutkan jamu apa dan khasiatnya,? terangnya.

Di tahap itu dia berhasil lolos dan masuk tiga besar. Pada babak tiga besar dia mendapat pertanyaan langsung dari bupati Rembang. ?Pertanyaannya bagaimana cara anda untuk melestarikan jamu agar tetap ada sampai anak cucu nanti. Jawaban saya kita harus mencintai jamu, membanggakan jamu yang ada serta gencar mempromosikan jamu dengan memanfaatkan media digital agar jamu tetap lestari,? ungkapnya.

Pengalaman mengikuti ajang tersebut, bagi Taqqiya sangat istimewa. ?Sebelumnya saya beberapa kali ikut Duta Wisata, yang fokusnya pada pariwisata. Sekarang ikut ajang yang fokus pada jamu. Ini memberi pengetahuan dan pengalaman baru bagi saya,? imbuhnya.

(ks/zen/top/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *