Ini Tujuh Kriteria Kepemimpinan Menurut Muhammadiyah

Tujuh kriteria pemimpin menentukan seorang pemimpin menurut Muhammadiyah./muhammadiyah.or.id
Tujuh kriteria pemimpin menentukan seorang pemimpin menurut Muhammadiyah./muhammadiyah.or.id

JAKARTA — Muhammadiyah mengungkapkan tujuh kriteria dalam menentukan untuk memilih pemimpin. Mengenai konsep kepemimpinan setiap orang atau organisasi memiliki kriterianya masing-masing dalam menentukan konsep kepemimpinan yang baik.

Begitupun dengan Persyarikatan Muhammadiyah memiliki kriteria untuk menentukan kepemimpinan yang baik. Konsep kepemimpinan merupakan sebuah konsep yang luas, mengapa perlu memiliki kriteria dalam menentukan kepemimpinan?

Bacaan Lainnya

Kriteria dalam menentukan kepemimpinan memiliki tujuan supaya berjalannya suatu kepemimpinan mampu memiliki dampak yang baik. Apa yang jadi kriteria dalam konsep kepemimpinan menurut Muhammadiyah? Untuk itu, mari kita lihat bagaimana kriteria kepemimpinan menurut Muhammadiyah.

Dikutip JawaPos.com (Radar Sukabumi Grup) dari laman resmi muhammadiyah.or.id mengungkapkan tujuh kriteria dalam menentukan untuk memilih pemimpin.

Menurut Agung Danarto selaku Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, mengingatkan untuk warga Persyarikatan Muhammadiyah bisa merujuk kriteria pemimpin yang diputuskan oleh organisasi Persyarikatan Muhammadiyah.

Agung Danarto di Pengajian Umum PP Muhammadiyah, pada malam Jum’at (26/1/2024), mengingatkan kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah untuk melihat hasil Munas Tarjih pada tahun 2023, terdapat tujuh kriteria pemimpin yang perlu dipilih.

Mari kita lihat mengenai tujuh kriteria yang disebutkan oleh Muhammadiyah dalam memilih pemimpin, yaitu sebagai berikut:

Kriteria pertama, seorang pemimpin harus memiliki integritas atau dalam konsepsi Islam disebut dengan Sidiq.

Menurut Agung kriteria integritas itu terlihat ada konsistensi dari apa yang diucapkan dengan apa yang dikerjakan.

Kedua, seorang pemimpin harus memiliki kapabilitas atau punya kemampuan dalam memimpin Indonesia, dalam konsepsi Islam disebut dengan amanah.

Seorang pemimpin tidak terbatas hanya memiliki kemauan tapi harus didorong dengan kemampuan.

Ketika seorang pemimpin memiliki kemampuan, itu dapat mempermudah tercapainya pada tujuan.

Ketiga, seorang pemimpin harus populous atau tertanam jiwa kerakyatan sehingga segala sesuatu mengutamakan kepentingan rakyat. Kriteria populous ini harus tertanam pada jiwa seorang pemimpin.

Ketika seorang pemimpin memiliki jiwa kerakyatan yang baik atau dalam konsepsi Islam disebut tabligh, maka dia akan mengedepankan kesejahteraan, kemakmuran, dan kemajuan rakyat yang paling utama.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *