DPP PDIP gelar tabur bunga Peringati Peristiwa Kudatuli, Hasto Bilang Begini 

PDIP
Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat saat menabur bunga dalam memperingati Peristiwa Kudatuli, di Halaman kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (27/7/2021). (ANTARA/HO-PDIP)

JAKARTA –Pengurus DPP PDI Perjuangan menggelar tabur bunga dalam memperingati Peristiwa 27 Juli 1996 yang kerap disebut sebagai Tragedi Kudatuli, di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto langsung memimpin acara tabur bunga itu.

Tampak sejumlah elite PDIP hadir langsung dalam acara ini, antara lain, Wasekjen Sadarestuwati, dan Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, Eriko Sotarduga, serta Ribka Tjiptaning.

Bacaan Lainnya

Hadir juga sejumlah perwakilan keluarga korban peristiwa Kudatuli, yang tergabung dalam Forum Komunikasi Kerukunan (FKK) 124. Semuanya memanjatkan doa, lalu menaburkan bunga di halaman depan gedung tersebut.

Hasto mengatakan, pada era Orde Baru, demokrasi betul-betul dikendalikan serta dikontrol oleh kekuatan elite yang menindas, yang membungkam suara-suara rakyat.Di lokasi kantor PDI saat itu, mimbar demokrasi akhirnya didirikan sebagai respons hak kedaulatan rakyat.

Menurut dia, peristiwa Kudatuli tidak bisa terlepas dari upaya rezim Orde Baru berusaha mengintervensi terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDI saat itu. Kantor partai sebagai simbol kedaulatan lalu diserang secara paksa dan menimbulkan banyak korban.

“Perjuangan kita belum selesai, termasuk di dalam menuntut kebenaran hukum atas peristiwa tersebut,” tegas Hasto dalam siaran persnya.

Kata Hasto, PDIP tidak akan pernah bosan datang ke Komnas HAM, mengingatkan perlunya pengadilan koneksitas agar mereka yang terlibat diadili. Seperti aktor-aktor politik sebagai penyusun skenario yang mencoba mematikan suara rakyat dengan menimbulkan korban jiwa di kantor DPP PDI saat itu.

“Ketika menaburkan bunga ini tentunya semangat kita bukan hanya untuk mendoakan arwah para korban, tetapi juga agar keadilan ditegakkan, keadilan yang sebenar-benarnya di mata hukum dan politik,” kata Hasto.

Selain itu, Hasto menyampaikan pesan dari Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, bahwa penting untuk membangun sebuah batu monumen untuk memperingati peristiwa itu. “Tadi pagi saya melaporkan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri terhadap acara tabur bunga ini, beliau juga mengingatkan bahwa penting bagi kita di tempat ini untuk membangun monumen 27 Juli,” kata Hasto.

Oleh karena itu, pihaknya akan segera meminta berbagai masukan agar Monumen 27 Juli bisa diwujudkan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *