Saat kemarau, sebagian sumur milik penduduk mengalami kekeringan. Padahal menurut warga setempat, sebelumnya sumur dengan kedalaman 5-7 meter saja sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tapi sejak tahun 2000, sumur harus digali lebih dalam lagi, paling tidak hingga 17 meter untuk mendapatkan air.
Cerita pilu yang sama juga menimpa penduduk di Polanharjo, Kabupaten Klaten. Sejak Danone-Aqua beroperasi di wilayah kaya mata air tersebut pada 2002, warga lokal banyak yang mengeluhkan kekurangan air.
Semula, kata mereka, air selalu cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk irigasi. Tapi sejak kehadiran Danone-Aqua, untuk memenuhi kebutuhan irigasi saja, petani harus menyewa pompa air. Bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa harus membeli air dengan harga mahal.(*)