Harga Sayuran Merangkak Naik

WARUDOYONG– Hujan yang terus mengguyur sebagian besar wilayah Kota Sukabumi, rupanya cukup berdampak pada kenaikan harga beberapa komoditas sayuran di sejumlah pasar tradisional di Kota Sukabumi. Pasalnya, pasokan beberapa komoditas jenis sayuran ini mengalami penurunan sehingga berdampak pada harga.

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, berdasarkan monitoring harga bahan pokok penting (Bapokting) di sejumlah Pasar di Kota Sukabumi, harga cabe TW mengalmi kenaikan harga dari semula Rp24 ribu menjadi Rp28 ribu per kilo nya, begitu juga dengan bawang merah menjadi Rp24 ribu per kilogram.

Kenaikan harga ini diakui oleh Jajang (45), pedagang sayuran yang berjualan di Jalan Yulius Usman. Menurutnya, dalam tiga hati terakhir harga sayuran mengalami kenaikan. Terutama jenis cabai lokal can TW.

“Betul, hujan gini semuanya pada naik. Karena pasokan sayurannya juga kurang, untuk penyebab persisnya kurang tahu yang jelas naik harga mulai dari cabai, kol dan sayuran lainnya,” keluhnya kepada Radar Sukabumi, saat ditemui di lapak jualannya, kemarin (13/11).

Kenaikan komoditas jenis sayuran itu, lanjut Jajang, tentunya berdampak terhadap penjualnya, terutama pengurangan pembelian dari setiap konsumen.

Namun demikan, dirinya tidak bisa berbuat banyak atas kenaikan harga itu. “Ya kita penjual mau gimana lagi, barangnya dari sananya udah naik. Pengurangan pembelian saja, yang biasanya satu atau dua kilo menjadi setengah kilo,” sebutnya.

Ditempat terpisah Kepala Bidang Dinas Koperasi UKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskop UKM Dagrin) Kota Sukabumi, Heri Sihombing membenarkan jika sebagian komoditas mengelmai penaikan harga, khusunya jenis sayuran.

“Kenaikan ini bisa saja pasokanya rendah yang menyebabkan komoditas tersebut mengalami penaikan harga. Tapi bisa juga oleh faktor cuaca saat ini yang terus mengalami hujan, biasnya tanaman jenis sayuran tidak kuat dengan cuaca tersebut,” ungkap Heri.

Heri juga menyarankan ke petani untuk mencari alternatif pola tanam yang berbeda ketika ada perubahan iklim. Misalkan pola tanamnya diganti dengan sistem hidroponik, karena pola tersebut dianggap tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca.

“Makanya petani harus bisa melakukan pola tanam yang berbeda, yaitu dengan cara hidroponik. Apalagi tanaman seperti bawang, cabe dan sejenisnya tidak kuat dengan perubahan cuaca,”ujarnya.

Adapun untuk Bapokting lainnya, seperti beras, daging ayam, telur, dan minyak masih normal, serta fluktuasi harga masih dalam batas kewajaran.

Begitu pula mengenai stok cukup tersedia, serta penyaluran dan pendistribusian barang-barang tersebut dalam kondisi aman dan lancar.

“Kita selalu awasi terus mulai dari pendistribusian, ketersediaan sampai dengan harga, kamipun terus melakukan pemantauan ke pasar-pasar yang terdapat sehingga jangan sampai terjadi kelangkaan atau mengalami peningkatan harga yang bisa menimbulkan resah,” pungkasnya.

 

(upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *