Pertama di Indonesia, RSUD Sekarwangi Sukseskan Operasi Penyakit Pelebaran Pembuluh Darah Aorta Perut

dr.Danny Pratama SpB(K)V (Bedah Vaskular),

Tepat pada tanggal 9 September 2019, Tim dokter RSUD Sekarwangi mencatatkan sejarah dengan berhasil melakukan operasi Open Repair Aneurisma Aorta Abdominal (AAA). Tim dokter yang terdiri dari dr.Danny Pratama SpB(K)V (Bedah Vaskular), dr Edwin Napitupulu SpAn (Anesthesi), dr Sanggam Sinambela SpJP (Jantung) dan dr Herawati SpPD (Penyakit Dalam) beserta tim kamar operasi RSUD Sekarwangi yang dipimpin Toni Jaya Permana, S.Kep

Operasi Open Repair AAA adalah suatu operasi bedah vaskular dengan tingkat kesulitan dan resiko yang tinggi, dengan mengangkat pembuluh darah aorta perut dan menggantinya dengan pembuluh darah buatan, tindakan yang disebut by pass aorto bi iliac. Umumnya operasi ini dikerjakan pada rumah sakit tipe A dan rumah sakit pendidikan di provinsi dan kota besar.

Bacaan Lainnya

RSUD Sekarwangi merupakan salah satu rumah sakit tingkat kabupaten se Indonesia yang pertama mampu berhasil melaksanakan tindakan operasi Open Repair AAA ini. Keberhasilan tidak terlepas dari dukungan Direktur dr Albani Nasution beserta jajaran manajemen rumah sakit.

Aorta adalah pembuluh darah yang terbesar pada tubuh manusia, keluar langsung dari jantung membawa darah bersih ke semua bagian tubuh, berjalan ditengah sebelah kiri melewati dada,perut dan kemudian bercabang menjadi dua guna memperdarahi tungkai kanan dan kiri.

Aneurisma aorta adalah perbesaran aorta lebih dari 1.5x ukuran normal. Dinding pembuluh darah aorta menjadi lemah dan akibat tekanan yan tinggi pembuluh darah aorta tersebut menggelembung seperti balon yang dapat pecah setiap saat. Biasanya tidak ada gejala hingga terjadi ruptur (pecah). Kejadian ruptur biasanya katastrofik dan fatal dengan angka kematian sangat tinggi.

Umumnya perbesaran lokasi aneurisma adalah pada aorta perut tetapi dapat juga terjadi pada aorta rongga dada yang dikenal dengan aneurisma aorta thorakal. Resiko pecah pada pelebaran pembuluh darah aorta dengan diameter kurang dari5.5cm adalah sebesar 1% dan bertambah 1% setiap tahunnya.

Aneurisma dengan diameter 5-7cm resiko pecah adalah sebesar 10% dan aneurisma dengan diameter diatas 7cm adalah sebesar 33%. Bila aorta pecah maka dapat terjadi kematian mendadak, nyeri perut hebat disertai penurunan kesadaran. Angka kematian pada kasus pembuluh darah aorta yang pecah adalah 90%. 65-75% penderita meninggal bahkan sebelum tiba dirumah sakit dan dari sisa penderita yang masih hidup sampai ke rumah sakit 90% meninggal sebelum bisa masuk kamar operasi.

Penyebab aneurisma tersebut belum diketahui secara pasti akan tetapi berhubungan dengan faktor resiko berupa kebiasaan merokok dimana 90% penderita pelebaran pebuluh darah aorta adalah perokok, penyakit hipertensi, atherosklerosis, infeksi, penyakit autoimun dan sekitar 20% adalah masalah genetik atau keturunan.

Oleh karena parahnya kondisi aneurisma aorta yang pecah tersebut maka deteksi dini dan pengobatan dini menjadi hal yang sangat penting. Pengobatan dapat berupa terapi konservatif dengan obat-obatan, terapi pembedahan terbuka yang dikenal dengan open AAA repair dan tindakan minimal invasif yang dikenal dengan endovascular aortic aneurysm repair (EVAR).

Kedepan layanan RSUD sekarwangi diharapkan akan lebih maju dengan rencana pengadaan ruangan hybrid cathlab pelayanan Vaskular Terpadu yang diproyeksi menjadi pusat rujukan kasus Vaskular, Jantung dan Neurologi Intervensi. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *