Permintaan Kayu Albasiyah Meningkat

Seorang petani, Saepulloh (60) warga Kampung Bojongringkung, RT 3/1, Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes, saat menyiapkan pesanan ratusan bibit pohon albasiah.

KEBONPEDES – Memasuki musim penghujan, permintaan bibit kayu albasiah di wilayah Kecamatan Kebonpedes, meningkat drastis. Permintaan bibit kayu keras ini, lebih banyak jika dibandingkan dengan bibit tanaman lainnya.

Seorang petani, Saepulloh (60) warga Kampung Bojongringkung, RT 3/1, Desa Sasagaran, Kecamatan Kebonpedes mengatakan, selain musim hujan, faktor yang menjadi pemicu larisnya bibit kayu albasiah itu, karena lamanya musim kemarau hingga lebih dari lima bulan.

Bacaan Lainnya

“Iya, tidak seperti tahun sebelumnya, musim kemarau tahun ini terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang. Sehingga banyak pepohonan yang mati,” jelas Saepulloh kepada Radar Sukabumi, (25/11).

Dari semua jenis kayu keras. Seperti Mahoni, Jati, Jabon dan lainnya, hanya kayu albasiah yang banyak peminatnya. “Saya kewalahan menghadapi pesanan dari pembeli, khususnya untuk bibit pohon albasiah. Sekarang ini bibit sedang banyak dicari. Konsumen selalu beralasan banyak pohon yang mati karena kekeringan,” ujarnya.

Ketika disinggung mengenai harga bibit kayu keras tersebut, ia menjawab harganya bervariasi dan dijual berdasarkan tinggi pohon. Seperti bibit albasiah dengan panjang 40 sampai 50 centimeter dijual dengan harga Rp800. Sementara bibit yang panjang 1 meter dijual dengan harga Rp1.250 per satu bibitnya.

“Saya menanam bibit albasiah ini dengan modal Rp15 juta. Alhamdulillah, menghasilkan sekitar 70.000 pohon. Setelah empat bulan lamanya, bibit ini kami jual. Iya, kalau di kalkulasikan kami bisa meraup untung secara bersih sekitar Rp40 juta,” paparnya.

Sementara itu, seorang tangkulak kayu albasiah, Agus Sudarto (50) warga Kampung Situmekar, RT 1/1, Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi mengatakan, saat musim penghujan merupakan waktu yang tepat untuk menanam. Untuk itu, banyak petani kayu sudah mulai membeli bibit kayu saat memasuki musim hujan.

Terhitung, sejak awal musim penghujan atau dari sepekan kemarin, bibit tanaman albasia dagangannya sudah terjual sekitar 1.000 bibit albasia dengan ukuran polybag dan ketinggian mulai 50 centimeter sampai 1 meter.

“Selain proses pertumbuhannya lebih cepat, kualitas kayu yang dihasilkan nanti juga akan lebih bagus. Selain itu petani tidak perlu berusaha payah untuk melakukan penyiraman, karena bibit kayu keras jenis albasiah ini, akan lebih cepat tumbuh pada saat musim hujan. Iya, minimal dalam waktu lima tahun kayu ini bisa langsung di panen,” katanya.

Pihaknya mengaku sengaja membeli bibit pohon albasiah tersebut, untuk di jual kembali kepada petani baik dari wilayah Sukabumi maupun luar daerah. Seperti Cianjur, Bogor, Garut, Sumedang dan lainnya.

“Saya menjual ke patani dengan harga Rp2.500 per satu bibit dengan panjang sekitar 50 centimeter sampai 1 meter. Iya, kalau keuntungan lumayan besar juga. Seperti saat ini, saya membeli sebanyak 5.000 ribu pohon dengan harga sekitar Rp5 juta. Dari penjualan bibit ini, saya dapat untung sekitar Rp7 sampai Rp8 juta,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *