Cerita Mistis Pendaki Gunung Salak, Kerasukan Hingga Tersesat

RADARSUKABUMI.com – Rama Komaruzaman, salah satu pendaki Gunung Salak melalui jalur Curug Sewu membagikan kisah mistis yang ia alami beserta rombongan pendakiannya di media sosial.

Ia membagikannya di akun Channel Youtube miliknya sendiri. Rama mengatakan, ia beserta dan kawan-kawannya mendaki Gunung Salak pada tanggal 3-4 Agustus 2019 lalu.

Bacaan Lainnya

“Seperti biasa saya mempersiapkan alat-alat dulu sebagai persiapan untuk mendaki. Saya berangkat malam hari, di rumah sendiri, dan dijemput oleh kawan saya, yaitu Ifki dengan sepeda motornya.

Jauh pendakian dari rumahnya, lanjutnya, dekat sekali dengan lokasi pendakian, yakni sekitar 1/2 jm atau 30 menit saja.

“Lalu saya berangkat, dan berhenti dulu di rumah kawan saya, Sindi (pertama kali mendaki, red), yang akan ikut juga dalam pendakian ini. Di sana juga ada Rena yang akan ikut mendaki, ada Syifa, dan ada satu lagi, adiknya Syifa, Gema atau sering kami panggil Bocil,” ujarnya.

Setelah semua siap, katanya, lalu berangkat, dan berkumpul di villa kawannya yang sudah berada di kawasan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), yaitu Zaki.

“Kami pun berhenti dulu di sebuah minimarket untuk belanja yang kurang. Setelah selesai berangkat lagi (ke lokasi kawan yang punya villa, Zaki, red),” lanjutnya.

Setelah memasuki villa tersebut, ternyata ada kawan-kawannya yang lain yang juga akan mendaki bersama. Kemudian, para pendaki itu mengecek barang-barang, dan setelahnya langsung tidur karena akan mendaki pada pagi hari.

“Pagi hari tiba, cuaca cerah, cocok untuk pendakian,” katanya.

Setelah bangun, mandi, dan sarapan pagi, para pendaki itu bersiap-siap mendaki. Lalu, ada Adit hendak ikut mendaki, hingga jumlah pendaki ada 11 orang.

“Lalu kami berangkat lewat Curug Ciganea, lalu ketemu rombongan lain, ada kawan saya bernama Reza. Setelah selesai bercengkrama kami melanjutkan pendakian,” katanya.

Lantaran banyak pendaki pemula, pihaknya mengaku sempat beberapa kali istirahat. Kemudian, setelah berjalan, sampailah di Gerbang Curug Sewu. Para pendaki itu memilih melewati jalur Curug Sewu, jalur baru yang belum resmi tetapi aman.

“Tidak lupa kami berdoa terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan. Selepas berdoa, kami memulai perjalanan, jalannya menurun, dan sudah tersusun bebatuan. Karena jalur ini sudah dikelola, cuma belum diresmikan saja,” ungkapnya.

Saat sampai di jembatan kecil, ia sempat agak ragu mengapa rombongannya memilih jalur ini, namun beberapa pendaki dalam rombongan ini berhasil meyakinkan lantaran pernah mendaki melalui jalur ini.

“Saya pun percaya pada mereka,” katanya.

Lalu, katanya, rombongannya melewati jalan setapak dengan pemandangan yang sangat indah, hingga melewati area Curug Puyuh. Rombongannya sempat berhenti sejenak, lalu saat berjalan kembali pihaknya baru menyadari jika baru sampai di gerbang Kawah Ratu.

“Lalu memasuki hutan yang rimbun, lalu menemukan kawasan licin berlumpur, dan saya memakai sandal,” katanya.

Kawasan licin juga terlihat ada dahan-dahan. Selanjutnya, ada kawasan dengan pohon-pohon tumbang, dan pohon-pohon berduri.

“Jalur ini masih asri, jarang yang tahu, tapi sepi, cuma 2 rombongan yang jalan di sini,” ujarnya.

Sepanjang jalan, rombongannya sempat kembali bertemu dengan jalan berlumpur, lalu bertemu dengan rombongan lain yang tengah berhenti lantaran menunggu temannya yang menuju lokasi tersebut. Lalu pihaknya melanjutkan perjalanan hingga tercium bau belerang, dan sampai ke kawah.

Saat rombongannya sudah melewati tebing, lalu memilih beristirahat lantaran sudah malam, pihaknya mengaku mengalami kejadian aneh dan mistis. Setelah beristirahat langsung berangkat lagi, dan memilih mendirikan tenda di puncak gunung.

“Saat ketemu pendaki lain disarankan mendirikan tenda di pos lain saja,” ujarnya.

Pihaknya bersikeras melanjutkan perjalanan pendakian. Awal mula keanehan semakin terasa lantaran ada pendaki, Syifa, merasa kakinya semakin berat.

“Lalu berhenti, Syifa bilang pengen nangis banget. Saat itu ia langsung pingsan, langsung nangis, namun nangisnya itu beda,” katanya sambil meniru Syifa saat itu.

Lalu, katanya, rombongannya pada kaget, dan para perempuan pendakinya pada nangis karena ketakutan. Syifa akhirnya ditenangkan, dan disadarkan.

Selanjutnya, rombongannya bertemu dengan rombongan yang sebelumnya ada di bawah, dan disebutkan bahwa ada sosok perempuan. Namun, rombongan pendaki di lokasi itu heran, ada di mana sosok yang disebut itu.

“Syifa pun kerasukan lagi, tapi tambah parah,” katanya.

Syifa, katanya, sempat marah, kejang-kejang. Lalu, lanjutnya, Syifa sadar kembali setelah ada seseorang yang membaca shalawat.

(pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *