Aktifitas Pembangkit Listrik Geothermal di Gunung Salak Disebut Penyebab Gempa, Begini Analisisnya

Aktifitas Pembangkit Listrik Geothermal jadi salah satu penyebab kenapa gunung salak terus digoyang gempa.
Aktifitas Pembangkit Listrik Geothermal jadi salah satu penyebab kenapa gunung salak terus digoyang gempa.

SUKABUMI — Gempa yang terus terjadi di wilayah kaki Gunung Salak Kabupaten Sukabumi terus menjadi sorotan, betapa tidak di Gunung Salak yang merupakan gunung api strato tipe A terus berguncang hingga merusak ratusan rumah.

Belakangan, menyebutkan Aktifitas Pembangkit Listrik Geothermal jadi salah satu penyebab kenapa gunung salak terus digoyang gempa. Meski sampai saat ini belum bisa dipastikan secara pasti, namun jika dari kejadian di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Wairakei, Selandia Baru sangat dimungkinkan hal tersebut terjadi.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan jurnal ilmiah yang dipublikasi, aktifitas Hydraulic fracturing, atau juga disebut fracking, adalah peretakan batuan yang terdapat dalam sumur geothermal untuk menambah laju aliran panas bumi yang terhalang batuan ke sumur-sumur pembangkit listrik.

Aktivitas penambangan panas bumi inilah yang menyebabkan gempa sering terjadi di sekitar area PLTP.Terjadinya gempa tentu sangat berbahaya karena dapat merusak infrastruktur dan juga mengancam keselamatan para penduduk di sekitarnya.

Amblesan atau menurunnya lapisan tanah secara tiba-tiba juga dapat terjadi, terutama bila proses fracking tidak berjalan lancar dan membuat massa air panas mengumpul di kedalaman yang kurang dalam.

Namun, Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sukabumi, Agung Saptaji mengatakan sejauh ini pihaknya masih melakukan pengkajian untuk mengidentifikasi sesar aktif yang menjadi pemicu gempa bumi di kawasan Gunung Salak tersebut.

“Kalau untuk sesar ini belum teridentifikasi, sehingga kita masih perlu melakukan pengkajian lebih lanjut terkait gempa bumi yang terjadi,” ungkapnya. Jumat, (15/12).

“Kalau kami dari BMKG, untuk analisis awal ini kemungkinan karena gempa bumi tektonik, karena sesar, seperti itu. Dan untuk hubungannya mungkin tadi panas bumi, geotermal, itu masih kita kaji secara lebih lanjut lagi, yang kami analisis di awal gempa bumi tektonik karena adanya sesar,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *